Senin 26 Apr 2021 17:27 WIB

Bulog Siapkan 13 Ribu Ton Daging Kerbau Beku untuk Lebaran

Sebanyak 13 ribu ton daging kerbau beku tersebut baru didatangkan dari India.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Daging Kerbau
Daging Kerbau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan, telah menyiapkan daging kerbau beku asal India sebanyak 13 ribu ton. Pasokan tersebut diyakini cukup untuk mengamankan potensi kenaikan permintaan daging pada momen lebaran tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan, sebanyak 13 ribu ton daging kerbau beku tersebut baru didatangkan dari India. Sebagaimana diketahui, pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor 80 ribu ton daging kerbau beku India pada tahun ini.

Baca Juga

"Ketersediaan yang disiapkan Bulog untuk menghadapi puasa dan lebaran sekarang, kita ada stok 13 ribu ton. Ini baru datang. Jadi jangan khawatir," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/4).

Ia menuturkan, jumlah tersebut dinilai cukup bagi Bulog untuk mengamankan kebutuhan pada Ramadhan dan Idul Fitri pada Mei mendatang. Asalkan, tidak terdapat penimbunan oleh oknum yang dapat membuat harga bergejolak.

Adapun dalam pendistribusiannya, Budi mengatakan akan menjual langsung kepada konsumen tanpa pihak ketiga. Itu agar biaya-biaya komponen dapat ditekan sehingga harga di tingkat konsumen bisa sebesar Rp 80 ribu per kilogram (kg) atau sesuai acuan pemerintah.

Selain itu, Bulog juga mulai memasarkan daging beku lewat penjualan online pada platform ipanganandotcom di marketplace Shopee. Namun, pembelian maksimal per konsumen hanya 2 kilogram. Itu untuk meminimalisasi adanya pembelian secara borongan yang digunakan untuk diperjualbelikan kembali.

"Kalau ada yang ingin beli partai besar tidak bisa karena ini untuk konsumen langsung," kata dia.

Sementara itu, Budi mengatakan, masih terdapat 26 ribu ton pasokan daging kerbau beku asal India yang masih tertahan. Itu dikarenakan adanya 'tsunami Covid-19' yang mengkhawatirkan sehingga Bulog memilih untuk menunda pemasukan daging kerbau.

"Ada 26 ribu ton kita tahan karena jangan sampai nanti timbul pandangan membawa virus Covid-19. Kita harus saling menjaga, tidak mengejar keuntungan saja," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Budi memastikan, pasokan daging yang sudah diterima Bulog aman dikonsumsi karena sudah melalui pengecekan laboratorium.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement