Selasa 27 Apr 2021 16:04 WIB

Wiku: Kasus Kematian Meningkat 29,2 Persen Pekan Ini

Kenaikan kematian di berbagai provinsi ini tak bisa ditoleransi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan perkembangan penanganan Covid-19 dalam keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (16/2) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten/kota ditambah PPKM Mikro tingkat RT/RW, menghasilkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan kasus Covid-19.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan perkembangan penanganan Covid-19 dalam keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (16/2) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten/kota ditambah PPKM Mikro tingkat RT/RW, menghasilkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, jumlah kasus kematian pada minggu ini tercatat mengalami kenaikan hingga 29,2 persen dibandingkan pada minggu sebelumnya. Kenaikan kasus kematian secara nasional ini dikontribusikan oleh sejumlah daerah yakni Jawa Tengah yang naik 178 kasus, Sumatera Selatan naik 25, DKI Jakarta naik 20, Jawa Barat naik 18, dan Aceh naik 15 kasus.

“Kematian justru semakin meningkat. Di minggu ini terjadi kenaikan kematian sebesar 29,2 persen,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (27/4).

Wiku pun meminta, Jawa Tengah dan seluruh provinsi yang mengalami kenaikan kasus kematian secara signifikan agar segera mengevaluasi penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing. Selain itu, upaya testing dan tracing juga perlu ditingkatkan untuk mengidentifikasi penularan sejak dini.

“Identifikasi kabupaten kota yang menyumbangkan kematian terbesar. Segera lakukan perbaikan pada penanganan pasien positif, utamanya pada gejala sedang dan berat,” ucapnya.

Wiku menegaskan, kenaikan kematian di berbagai provinsi ini tak bisa ditoleransi mengingat saat ini BOR (bed occupancy ratio) juga tidak menunjukan kenaikan. Menurut dia, seharusnya kasus kematian dapat dicegah di berbagai daerah mengingat Indonesia sudah menghadapi pandemi ini selama satu tahun.

Sementara itu, jumlah kasus meninggal kumulatif di Indonesia tercatat telah mencapai sebanyak 44.771 atau 2,7 persen. Persentase ini telah bertahan selama lebih dari dua bulan sejak awal Februari 2021.

Wiku mengatakan, persentase kematian ini lebih sulit untuk ditekan dibandingkan kasus aktif dan sembuh. Penurunan kasus kematian, lanjutnya, hanya dapat terjadi jika setiap kasus positif baru dapat sembuh seluruhnya. Sedangkan saat ini, dari jumlah kasus baru yang ada, masih terdapat pasien yang meninggal dan juga dalam perawatan.

“Kita tidak boleh hanya melihat pada kasus aktif dan kesembuhan saja, tapi juga perlu mewaspadai angka kematian karena masih ada beberapa provinsi yang mencatatkan penambahan kematian yang tinggi,” ucap dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement