Rabu 28 Apr 2021 05:56 WIB

PBB Luncurkan Penerbangan Kemanusian ke Wilayah Marib Yaman

Penerbangan Kemanusian ke Marib untuk mengatasi serangan pemberontak Houthi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Houthi
Foto: AP/Reuters/berbagai sumber
Pasukan Houthi

IHRAM.CO.ID, MARIB – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan penerbangan kemanusiaan ke wilayah Marib, Yaman pada Selasa (27/4) untuk mengatasi serangan pemberontak Houthi. Serangan tersebut menyebabkan puluhan warga sipil tewas dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi dari rumah mereka.

Juru bicara PBB, Farhan Haq mengatakan penerbangan itu dimungkinkan setelah koordinasi dengan otoritas de facto di Yaman. “PBB mulai penerbangan layanan udara kemanusiaan reguler ke Marib. Penerbangan itu akan membantu komunitas kemanusiaan agar segera memberikan bantuan,” kata Haq, dilansir the National News, Rabu (28/4).

Penerbangan dari Djibouti melalui Aden akan mengirimkan bantuan untuk warga sipil yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Marib. Hampir 20 ribu orang mengungsi akibat kekerasan di wilayah itu sejak awal Februari dan puluhan warga sipil tewas.

“Organisasi kemanusiaan ada di lapangan untuk menanggapi kebutuhan kemanusiaan yang terus meningkat,” ujar dia.

Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah memperoleh keuntungan dalam pertempuran Marib yang mendekati pusat kota pada akhir pekan. Marib dan ladang minyak di sekitarnya adalah wilayah terakhir yang dikuasai pemerintah di utara. Sisanya berada di bawah kendali pemberontak, termasuk ibu kota Sanaa.

Para pengamat mengatakan Houthi bermaksud untuk menguasai kota itu sebelum negosiasi dengan pemerintah di tengah dorongan Amerika Serikat yang menghidupkan kembali pembicaraan damai. Jatuhnya kota tersebut di tangan Houthi dapat memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman. Sebab, banyak warga sipil yang mengungsi untuk mencari perlindungan.

Pemerintah Yaman mengatakan sekitar 140 kamp telah bermunculan di sekitar gurun untuk menyediakan perlindungan bagi dua juta orang terlantar. Kepala Bantuan PBB, Mark Lowcock mengatakan warga sipil membayar harga untuk pertempuran itu. Serangan udara dan penembakan telah menghantam pertanian, pasar, tempat penyimpanan makanan, dan kapal penangkap ikan.

“Sebuah studi tahun lalu di Yaman menunjukkan bagaimana penggunaan senjata peledak berat di daerah berpenduduk telah mengganggu setiap sumber daya dan sistem di negara itu. Ini termasuk air, pasokan listrik, rumah sakit, dan sistem sanitasi,” ucap dia.

Konflik Yaman telah merenggut 233 ribu nyawa dan mendorong Yaman menuju krisis kelaparan. Pertempuran dimulai pada 2014 lalu ketika Houthi yang berpihak pada Iran merebut Sanaa dan menggulingkan pemerintahan Presiden Abdrabu Mansur Hadi yang diakui secara internasional.

Koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi militer setelah ada permintaan dari pemerintah. Presiden AS Joe Biden mengakhiri dukungan AS untuk perang dan meluncurkan upaya diplomatik untuk kesepakatan damai.

Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths mengadakan pembicaraan di Kairo pada Senin lalu dengan para pejabat Mesir yang bermaksud menghidupkan kembali proses politik untuk mengakhiri konflik.

“Tuan Griffiths menekankan perlunya menghentikan serangan terhadap Marib. Dia memperingatkan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan dari serangan yang berkelanjutan dan risiko terhadap proses perdamaian,” kata Haq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement