Rabu 28 Apr 2021 13:02 WIB

Wapres Tekankan Pentingnya Digitalisasi Ekonomi Syariah

Digitalisasi ekonomi syariah dinilai Wapres penting.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wapres Tekankan Pentingnya Digitalisasi Ekonomi Syariah. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Wapres Tekankan Pentingnya Digitalisasi Ekonomi Syariah. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya transformasi digital dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Sebab, digitalisasi berperan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

"Digitalisasi berperan signifikan, di antaranya dalam menahan laju penurunan kinerja penjualan produk industri halal, mempercepat mekanisme audit online dalam pengajuan sertifikasi halal, mendorong peningkatan keuangan sosial syariah terutama dalam hal pembayaran ZISWAF secara online oleh masyarakat,” kata Wapres saat hadir dalam acara Webinar Ekonomi Syariah, Program Studi Ekonomi Islam  Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro, Rabu (28/4).

Baca Juga

Wapres menjelaskan, salah satunya contohnya peningkatkan nilai transaksi produk halal dengan perdagangan elektronik (e-commerce marketplace). Meski di tengah pandemi Covid-19, selama Mei sampai Desember 2020 justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia mengungkap, data Bank Indonesia mencatatkan nominal transaksi produk halal melalui perdagangan elektronik selama Mei sampai Desember 2020 secara kumulatif tumbuh 49,52 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

"Pada Mei 2020 bertepatan dengan pembatasan arus mudik dan pengurangan hari libur sepanjang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, justru terjadi lonjakan transaksi produk halal melalui e-commerce marketplace hingga tumbuh 7,25 persen,” katanya.

Selain itu, Wapres menambahkan digitalisasi juga terjadi pada metode pembayaran yang digunakan oleh masyarakat selama pandemi. Selama 2020, metode pembayaran transaksi produk halal di e-commerce marketplace didominasi oleh uang elektronik dan transfer bank, masing-masing sebesar 42,10 persen dan 23,08 persen dari pangsa dan masih berlangsung hingga saat ini.

“Data terkini secara umum, volume transaksi keuangan digital perbankan Indonesia pada Maret 2021 telah mencapai 553,6 juta atau tumbuh 42,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun nilai transaksinya juga naik 26,44 persen atau mencapai Rp 3.025,6 triliun year on year,” ungkapnya.

Wapres juga  menjelaskan peluang digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah yang dapat dilakukan sesuai mandat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Pertama, pengembangan industri halal dari hulu ke hilir melalui pemanfaatan Big Data, kecerdasan artifisial, maupun block chain.  Kedua, pengembangan layanan keuangan digital di sektor perbankan syariah, termasuk Bank Wakaf Mikro, Baitul Maal Wa Tamwiil, dan koperasi syariah. Ketiga, keuangan sosial syariah, terutama transformasi pengelolaan zakat dan wakaf uang dengan memanfaatkan teknologi digital.

"Keempat, peningkatan kolaborasi antara e-commerce marketplace dengan pelaku usaha syariah dan pusat-pusat inkubasi syariah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement