Rabu 28 Apr 2021 13:45 WIB

Pemerintah Akui Pasokan Daging Sapi Impor Terganggu

Selama Ramadhan dan Idul Fitri, konsumsi daging sapi nasional rata-rata naik 3 persen

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
  Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Tahta Aidilla)
Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengakui terdapat berbagai kendala yang terjadi pada komoditas daging sapi menjelang lebaran 2021. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdalifah, menuturkan, gangguan itu terjadi lantaran pasokan yang terbatas dari negara eksportir.

“Kita mengalami kendala lockdown di negara eksportir daging dan itu diikuti kapal atau kontainer angkut yang tersendat),” kata Musdalifah dalam webinar Indonesia Australia Red Meat & Cattle Partnership, Rabu (28/4).

Baca Juga

Musdalifah menyampaikan, pada saat momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri, konsumsi daging sapi secara nasional rata-rata naik 0,5-3 persen dibanding bulan-bulan normal. Namun, akibat gangguan tersebut, alhasil menimbulkan potensi kenaikan harga sapi di tingkat konsumen.

Ia mengatakan, pada 2019 lalu, Australia sebagai negara pemasok utama daging sapi bagi Indonesia mengalami masalah kebakaran, kekeringan dan banjir. Kedua bencana tersebut membuat distribusi daging ke Indonesia terganggu.

Musdalifah memaparkan, komposisi konsumsi daging sapi di Indonesia yakni sebanyak 45 persen dan dipasok dari daging sapi impor. Selanjutnya, 38 persen dari daging sapi, dan 17 persen daging jeroan.

Karena itu, ia mengakui, pemerintah saat ini tengah melakukan lobi ke negara-negara pemasok daging sapi lain, seperti India, Brazil, Meksiko, Filipina, Spanyol hingga Argentina. Namun, untuk sebagian negara mengalami kendala lain seperti jarak yang terlalu jauh.

Pemerintah, lanjut dia, juga tengah mendorong perusahaan pelat merah maupun swasta untuk ikut membantuk memasok kebutuhan daging sapi impor. Itu dilakukan sembari pemerintah memobilisasi entra-sentra peternakan lokal seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Lampung.

Selain itu, sentra-sentra penggemukan sapi atau feedloter juga diminta untuk membantu penyediaan daging seperti di Sumatera Utara, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. "Sentra sapi dan feedloter ini kami harapkan bisa membantu kekurangan neraca," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement