Kamis 29 Apr 2021 01:10 WIB

Pakistan Kaji Perketat Pembatasan Sosial

Pakistan melaporkan 201 kasus angka kematian baru Covid.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana toko-toko yang tutup setelah pemerintah mengumumkan lockdown atas penyebaran virus korona (Covid-19), di Karachi, Pakistan pada 9 April 2021
Foto: Anadolu Agency
Suasana toko-toko yang tutup setelah pemerintah mengumumkan lockdown atas penyebaran virus korona (Covid-19), di Karachi, Pakistan pada 9 April 2021

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan sedang mempertimbangkan penerapan pembatasan sosial yang lebih ketat. Gagasan itu muncul setelah mereka melaporkan 201 kematian baru akibat Covid-19 pada Selasa (27/4). Ini merupakan angka kematian tertinggi dalam sehari yang pernah dicatatkan negara tersebut sejak pandemi.

Personel tentara telah dikerahkan ke 16 kota besar di Pakistan yang memiliki tingkat positif tinggi. Mereka ditugaskan membantu penerapan peraturan pembatasan sosial, termasuk protokol kesehatan, yang dimaksudkan untuk mengekang penyebaran Covid-19. Hal itu termasuk pemakaian masker di ruang publik dan penutupan usaha non-esensial setelah pukul 18:00.

Langkah-langkah lebih ketat diambil di beberapa kota dengan tingkat kepositifan tertinggi pekan ini. Menteri Kesehatan Pakistan Faisal Sultan memperingatkan langkah semacam itu dapat diperluas ke daerah lain jika masyarakat mengabaikan peraturan pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan. “Harap sederhanakan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, agar kita bisa melawan penyakit ini dan melewati situasi sulit ini,” kata Sultan.

Sejauh ini Pakistan sudah mencatatkan lebih dari 810 ribu kasus Covid-19. Sementara korban meninggal tercatat sebanyak 17.530 jiwa. Rasio kepositifan nasional, yakni jumlah infeksi di antara mereka yang dites, adalah 10,8 persen. Sedangkan angka kematian, jumlah infeksi yang mengakibatkan kematian, mencapai titik tertinggi sejak dimulainya pandemi, mencapai sekitar 2,2 persen.

Dari total populasi 220 juta orang, hanya sekitar dua juta vaksinasi telah diberikan di Pakistan. Mereka telah berjuang memperoleh pasokan vaksin untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement