Kamis 29 Apr 2021 19:19 WIB

Cita Rasa Hidangan Ramadhan Warga Tabuk yang Luar Biasa

Resep Ramadhan memberikan cita rasa warisan Tabuk yang luar biasa

Makanan  khas warga Tabuk yang luar biasa.
Foto: Arabnews.com
Makanan khas warga Tabuk yang luar biasa.

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Sejarah peradaban manusia yang membentang ribuan tahun, bersama dengan lanskap dan medan yang khas, telah meninggalkan wilayah Tabuk di barat laut Arab Saudi dengan sejumlah hidangan populer yang menjadi pusat budaya sehari-hari.

Dan selama bulan suci banyak hidangan itu memiliki arti khusus. Terlebih karena penduduk Tabuk, beserta gubernur aparatnya, menyiapkannya di meja hidangan Ramadhan mereka kala berbuka puasa dan sahur, seperti mjallah atau khamiaa, adonan saj yang terbuat dari gandum.

Ada juga makanan adonan yang dipotong setelah siap dan ditambahkan ghee atau minyak zaitun, susu dan madu.

Maqtouta adalah hidangan lain yang juga dikenal sebagai mouqalqal atau hamis. Sedangkan mansaf adalah hidangan yang terbuat dari daging atau ayam dengan nasi dan roti, dan disajikan saat sahur.

Selain itu meja warga Tabuk sepanjang Ramadhan juga terhidang aneka sup biji-bijian. Gandum direndam semalaman, kemudian ditambahkan air, bersama dengan daging dan bawang bombay.

Ada juga bumbu atau jamu khusus, seperti lada hitam dan Artemisia argentea, dapat ditambahkan, kemudian ditambahkan air secara bertahap sambil terus diaduk. Saat bulir beras matang, beberapa keluarga menambahkan susu untuk meningkatkan nilai gizi sup. Campuran tersebut kemudian diaduk dan disajikan.

Sup miju-miju, juga hidangan favorit lainnya. Makanan ini disiapkan dengan menuangkan air di atas miju-miju dengan tambahan sayuran secukupnya, sampai matang. Bahan-bahan tersebut kemudian dihaluskan dan disajikan sebagai sup.

Juga ada sup freekeh yang dibuat dengan gandum. Hidangan ini dibuat dari adonan gandum hijau dipetik sekitar enam minggu sebelum panen, kemudian dipanggang untuk memisahkan biji-bijian dari kulitnya. Setelah itu, biji-bijian digiling dengan batu gilingan dan dimasak dengan air bersama dengan daging, garam dan lada hitam.

Beberapa kota di pesisir kawasan ini juga terkenal dengan mutabbaq, semacam adonan yang dipotong menjadi persegi panjang dan diisi dengan daun bawang cincang, telur, tomat, lada hitam, dan garam. Sisi-sisinya kemudian dilipat dengan baik sebelum dimasak di atas saj (wajan logam cembung) dan dibalik sampai berwarna keemasan.

Di atas meja hidangan warga  Tabuk juga dikenal jenis makanan yang disebut feteer.Hidangan ini terbuat dari tepung terigu, air dan garam, lalu dimasak di atas saj, ditambah ghee saat disajikan.

Makanan penutup juga merupakan bagian dari variasi hidangan yang menghiasi meja Ramadhan warga di Tabuk itu. Ada hidangan yang disebut luqaimat, adonan yang diremas dengan tangan hingga menjadi konsisten dan lembut.

Adonan tersebut ditaruh di tempat yang panas selama beberapa waktu, kemudian potongan-potongan kecil dibentuk menjadi bola-bola, digoreng dengan minyak panas dan terus dibalik hingga menjadi keemasan. Beberapa orang menambahkan wijen dan madu.

Juga ada hidangan yang dikenal dengan sebutan Kunafa. Makanan penutup ini begitu terkenal di dunia Arab, terbuat dari dua lapis bihun yang sama kecilnya dengan krim / keju di antaranya.

Kunafa itu disajikan dengan dihiasi  pistachio dan dimasak dalam oven dengan sirup gula di atasnya setelah disajikan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement