Jumat 30 Apr 2021 05:53 WIB

Penyebab Kelumpuhan Guru Pascavaksinasi Masih Diselidiki

Guru Sukabumi yang lumpuh dan buta setelah vaksin kedua dirawat di RSHS Bandung.

Seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat, alami kebutaan dan kelumpuhan setelah menerima vaksinasi Covid-19 kedua. Pihak berwenang sedang melakukan penelusuran apakah kondisi sang guru terkait dengan penyuntikan vaksin.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat, alami kebutaan dan kelumpuhan setelah menerima vaksinasi Covid-19 kedua. Pihak berwenang sedang melakukan penelusuran apakah kondisi sang guru terkait dengan penyuntikan vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, belum bisa memastikan kebutaan dan kelumpuhan yang dialami Guru SMAN 1 Cisolok Susan Atela akibat vaksinasi Covid-19. Susan mengalami disfungsi anggota tubuh setelah terima suntikan vaksin kedua.

"Kami belum bisa memastikan penyebab kebutaan dan kelumpuhan yang dialami guru SMAN 1 Cisolok itu akibat setelah menjalani vaksinasi atau bukan. Saat ini kasus tersebut masih ditangani oleh para ahli dan dokter di RSHS Bandung," kata Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi Harun Al Rasyid kepada wartawan di Sukabumi, Kamis (29/4).

Baca Juga

Menurutnya, kasus kelumpuhan dan kebutaan yang dialami Susan setelah menjalani vaksinasi tersebut sudah ditangani, namun apakah kondisi yang dideritanya akibat vaksin atau penyakit masih dalam proses penelitian tim ahli. Selain itu, penanganan kasus lumpuh dan butanya guru SMAN ini merupakan kewenangan dari Komda dan Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Pokjak KIPI masih melakukan investigasi atas kejadian ini. Susan mengalami disfungsi beberapa bagian tubuh setelah ia menjalani vaksinasi tahap II sekitar satu bulan yang lalu.

Sebelum ada hasil dari investigasi yang dilakukan Pokja KIPI pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan keterangan apakah yang dialami Susan seperti sekarang ini akibat vaksin atau lainnya. "Kami akan adakan konferensi pers setelah ada hasil investigasi, sampai saat ini pun petugas dinkes dan puskemas tetap melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan Susan," tambahnya.

Kepala Puskesmas Cisolok Heri Suherman mengatakan sudah menyambangi Susan di rumahnya di Kampung Pasir Talaga RT 03 RW 06 , Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok. Dalam kasus ini Puskesmas tetap berpegang teguh terhadap peraturan yang berlaku terutama dalam memberikan pelayanan terhadap Susan seperti mempermudah dalam memberikan rujukan dan membantu berbagai proses lainnya terkait kondisi Susan.

Baca juga : BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm

Puskesmas juga mengapresiasi penanganan terhadap Susan yang cepat khususnya soal rujukan, sehingga Susan bisa langsung dipindah rawat dari RSUD Palabuhanratu ke RSHS Bandung. "Kami menerima informasi bahwa penyakit yang dialami Susan ternyata ada dua kasus yang serupa yakni di Yogyakarta dan DKI Jakarta. Kami berharap kesehatan Susan bisa kembali pulih dan sehat seperti sediakala," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement