Jumat 30 Apr 2021 15:41 WIB

Pusat Vaksinasi Mumbai India Ditutup Akibat Kurang Vaksin

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia tetapi tidak memiliki cukup persediaan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 di sebuah rumah sakit di New Delhi, India, Kamis, 11 Februari 2021.
Foto: AP / Manish Swarup
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 di sebuah rumah sakit di New Delhi, India, Kamis, 11 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Semua pusat vaksinasi di Mumbai, India, ditutup selama tiga hari mulai Jumat (30/4). Penutupan ini, menurut pihak berwenang, karena wilayah tersebut telah mengalami kekurangan vaksin.

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia tetapi tidak memiliki cukup persediaan untuk mengikuti gelombang kedua Covid-19. Padahal pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi berencana untuk memvaksinasi semua orang dewasa mulai 1 Mei.

Baca Juga

Hanya sekitar sembilan persen dari 1,4 miliar penduduk India telah menerima dosis vaksin sejak Januari. Beberapa negara bagian mengatakan bahwa mereka tidak akan dapat segera mengimunisasi orang yang berusia 18-45 tahun.

India akan menerima gelombang pertama vaksin Sputnik V Rusia pada 1 Mei.Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkan Sputnik V secara global, telah menandatangani kesepakatan dengan lima produsen India untuk mengirim lebih dari 850 juta dosis vaksin setahun.

Tersendat pemberian vaksin terhadap warga menjadi masalah tambahan ketika negara ini berada dalam krisis yang parah. Rumah sakit dan kamar mayat kewalahan, obat-obatan dan oksigen dalam persediaan terbatas, serta pembatasan ketat pada pergerakan di kota-kota terbesarnya.

Data Kementerian Kesehatan India melaporkan 386.452 kasus berita pada Jumat (30/4), sementara kematian akibat Covid-19 melonjak 3.498 selama 24 jam terakhir. Namun, para ahli medis percaya angka Covid-19 sebenarnya mungkin lima hingga 10 kali lebih besar dari penghitungan resmi.

Baca juga : Penyebab Kelumpuhan Guru Pascavaksinasi Masih Diselidiki

India telah menambahkan sekitar 7,7 juta kasus sejak akhir Februari. Sebaliknya, India membutuhkan hampir enam bulan untuk menambahkan 7,7 juta kasus sebelumnya.

Modi dijadwalkan bertemu dengan kabinet menteri pada Jumat karena gelombang infeksi melumpuhkan sistem kesehatan negara dan mengancam akan berdampak pada bisnis besar. Bantuan dunia pun mulai berdatangan di India saat berjuang untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut.

Penerbangan Amerika Serikat (AS) pertama yang membawa tabung oksigen, regulator, kit diagnostik cepat, masker N95, dan oksimeter denyut tiba di ibu kota India, Delhi pada Jumat. Washington pun akan mengirimkan lebih dari 100 juta dolar AS bantuan medis, termasuk 1.000 tabung oksigen, 15 juta masker N95, dan 1 juta tes diagnostik cepat.

Persediaan vaksin AstraZeneca milik AS pun akan dialihkan ke India sehingga memungkinkannya membuat lebih dari 20 juta dosis. "Sama seperti India datang membantu kami di awal pandemi, AS berkomitmen untuk bekerja segera untuk memberikan bantuan kepada India pada saat dibutuhkan," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, di Twitter.

Pengiriman dari negara lain juga terus berdatangan, dengan yang ketiga dari Inggris datang sehari sebelum pasokan AS. Rumania dan Irlandia juga mengirim pasokan pada Kamis (29/4) malam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement