Sabtu 01 May 2021 10:50 WIB

45 Orang Tewas Dalam Insiden Api Unggun Israel

Medis Identifikasi 45 orang yang Tewas Insiden Api Unggun Israel

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Subarkah
Puluhan orang Menjadi korban dalam festival keagamaan Yahudi Ortodoks di Gunung Meron, Israel
Foto: Euoronews.com
Puluhan orang Menjadi korban dalam festival keagamaan Yahudi Ortodoks di Gunung Meron, Israel

IHRAM.CO.ID, TELAVIV -- Petugas medis sedang bekerja untuk mengidentifikasi 45 orang yang tewas terinjak-injak dalam insiden di festival keagamaan di Gunung Meron, Israel. Dilaporkan ada anak-anak yang menjadi korban tewas.

Saksi mata mengatakan melihat 'piramida' manusia yang kehabisan napas atau terinjak-injak di lorong selebar tiga meter di kegiatan yang ramai di Galilee. Puluhan ribu penganut Yahudi ultraortodok berziarah ke makam Rabi Shimon Bar Yochai yang diyakini dari abad ke-2.

Peserta kegiatan ini merayakan Lag B'Omer dengan berdoa, bernyanyi dan berdansa sepanjang malam. Festival ini dipisahkan berdasarkan gender dan medis mengatakan korban tewas dan terluka terkonsentrasi di bagian laki-laki.

Polisi meminta anggota keluarga orang-orang yang masih hilang memberikan foto dan data informasi pribadi untuk membantu proses identifikasi. Pada Jumat (30/4) malam Kementerian Kesehatan mengatakan 32 orang yang tewas sudah teridentifikasi.

Saat matahari terbit Sabtu (1/5) proses identifikasi dihentikan untuk melaksanakan masa Sabat dan akan dilanjutkan pada sore hari. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menghubungi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengucapkan belasungkawa.

Ia mengatakan AS sedang bekerja untuk mengkonfirmasi laporkan mungkin ada warganya yang tewas dan terluka dalam insiden tersebut. Netanyahu menyebut insiden ini 'bencana besar' dalam sejarah Israel.

Perdana menteri Israel itu juga berjanji akan melakukan penyelidikan untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi. Israel akan menggelar upaca berkabung pada Ahad (2/5) besok.

Warga berkumpul berdesak-desakan di lokasi kejadian yang terletak di utara Israel walaupun peraturan pembatasan sosial Covid-19 mengharuskan mereka jaga jarak. Dalam video yang tersebar di media sosial beberapa menit usai insiden terlihat para laki-laki berpakaian hitam-hitam berusaha masuk ke celah lorong untuk melepaskan diri dari desakan kerumunan.

Orang-orang yang berada di lokasi kejadiaan ditanya bagaimana situasi tidak terkendali dengan cepat. Sudah sejak lama ada kekhawatiran mengenai keamanan kegiatan keagamaan ini.  

"Ada semacam kekacauan, polisi, teriak, kekacauan besar dan setelah setengah jam terlihat seperti lokasi kejadian bom bunuh diri, beberapa orang keluar dari desakan dengan terluka," kata peserta festival Hayim Cohen yang berusia 19 tahun.

"Kami ingin masuk ke dalam untuk menari dan melakukan hal lainnya dan tiba-tiba kami melihat paramedis dari (layanan ambulan) MDA melarikan seperti anak-anak yang sedang diberi pertolongan pertama," kata peserta festival lainnya Shlomo Katz.

Laki-laki yang sedang dirawat di rumah sakit mengatakan desak-desakan mulai terjadi ketika orang-orang di barisan depan di kerumunan yang sangat besar tiba-tiba ambruk begitu saja. Lalu piramida manusia pun terjadi.

"Orang-orang saling menindih satu sama lain, saya berada di barisan kedua, orang-orang di barisan pertama, saya melihat orang meninggal dunia di depan mata saya," katanya.

Makam Gunung Meron salah satu situs tersuci di agama Yahudi dan menjadi tempat ziarah setiap tahun. Kegiatan ini menjadi acara terbesar di Israel sejak pandemi Covid-19 terjadi satu tahun yang lalu. Kementerian Kehakiman Israel mengatakan penyelidikan akan mencari tahu apakah insiden ini disebabkan kelalaian polisi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement