Ahad 02 May 2021 16:11 WIB

Bertemu dengan Penabuh Genderang Sahur di Baghdad.

Penabuh Genderang Sahur di Baghdad.

Shawaka Sadiq Mohammed kala membangunkan warga di tepain Sungai Tigris di Baghdan untuk bangun sahur,
Foto: thenationalnews.com
Shawaka Sadiq Mohammed kala membangunkan warga di tepain Sungai Tigris di Baghdan untuk bangun sahur,

IHRAM.CO.ID, Semua Muslim memang menyambut suka cita datangnya bulan Ramadhan. Warga Irak yang tinggal di gang-gang sempit lingkungan Shawaka di tepi sungai Tigris di Baghdad tengah pun begitu.

Warga Shawaka Sadiq Mohammed misalnya, secara suka rela mengambil alih dirinya untuk menjadi drummer (penabh genderang) sahur di daerahnya. Ini dia lakukan setelah pendahulunya terbunuh oleh bom mobil pada tahun 2011.

"Lingkungan membutuhkan seorang drummer untuk menjaga tradisi tetap hidup," katanya kepada The National. 

Alhasil, Mohammed, (33 tahun), yang terdaftar di pasukan pemerintah, mengambil cuti sebulan dari pekerjaannya sehingga dia bisa menjadi musaharati (penabung genderang sahur) di lingkungannya selama datangnya bulan suci.

"Itu adalah tanggung jawab. Apalagi, sebagian besar orang di lingkungan kami adalah orang tua, dan melalui tilawah saya, mereka tahu bahwa waktu sahur Ramadhan akan segera berakhir," kata Sadiq lagi.

Maka, dengan putranya yang masih kecil menemani Muhammad dan temannya berkeliling menabuh genderang seraya menyerukan sahur. "Ini waktu sahur, semoga Allah mengasihani Anda, ini waktu sahur", sebuah frase yang telah biasa didengar orang di lingkungannya selama bertahun-tahun pada setiap Ramadhan.

"Tidak ada yang berubah dalam apa yang kami katakan atau lakukan. Kami telah melakukan ini sejak zaman kakek saya." ujar Mohammed. Dia pun memang merasa bila menemukan kegembiraan aktivitasnya yang paling sederhana itu.

Perasaan suka cita menggumpal ketika para tetangganya menyambutnya di jalan dan anak-anak dengan bersemangat memohon untuk mengayunkan drumnya dan membantu membangunkan warga untuk makan sahur sebelum fajar tiba.

Selema berkeliling menabuh gendang dan berseru meneriakan sahur, bagi dia juga merupakan kesempatan untuk menikmati makan sebelum sholat subuh. Ini karena orang-orang biasanya menyambutnya dengan memberikan minuman atau makanan.

"Perlakukan warga memberikan makan dan minum sahur kepada saya itu merupakan praktik yang lazim di lingkungannya yang berada di wilayah tinggal kelas pekerja," katanya, sambil terus berkeliling hingga datangnya Fajar.

Uniknya, menjelang bulan suci hampir berakhir, Muhammad selalu akan menyesuaikan panggilannya untuk mengucapkan selamat tinggal pada hari-hari terakhir Ramadhan. Ini dia lakukan sebagai pengingat kepada para lansia bahwa Idul Fitri sudah dekat dan hari-hari puasa sudah akan berakhir.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement