Selasa 04 May 2021 07:40 WIB

Warga Oman Khawatir Kesehatan Mentalnya karena Lockdown

Pemerintah Oman menetapkan perpanjangan lockdown selama Ramadhan sampai Idul Fitri

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Oman
Foto: the National News
Oman

IHRAM.CO.ID, MUSKAT – Pemerintah Oman menetapkan perpanjangan lockdown yang pertama kali diberlakukan selama Ramadhan sampai Idul Fitri guna mengatasi penyebaran virus corona. Tindakan tersebut menuai reaksi kegusaran di warga Oman.

Lockdown malam hari yang baru mulai 8 Mei sampai 15 Mei berlangsung lebih lama antara pukul 19.00 dan 04.00 waktu setempat. Salah seorang pengguna Twitter, Hashim al-Hashimi mengatakan keputusan baru ini sangat keterlaluan.

“Saya tidak bisa membayangkan tinggal di dalam rumah pada malam hari pertama Idul Fitri. Saya belum pernah melakukannya dan saya tidak yakin apakah saya bisa melakukannya,” kata al-Hashimi. Sementara pengguna lain di Facebook bertanya-tanya terkait manfaat perpanjangan lockdown. “Apa gunanya memperpanjang dua jam lagi kecuali untuk meningkatkan stres kita?” kata Hamed Al Jamali.

Semua toko, kecuali supermarket, pom bensin, dan apotek akan tetap ditutup di bawah aturan baru dan semua pegawai pemerintah telah diperintahkan untuk bekerja dari jarak jauh. Selain itu, shalat Idul Fitri juga ditiadakan. Bahkan, pemerintah menutup pasar tradisional selama pekan terakhir Ramadhan.

 

Beberapa warga Oman yang menantikan perayaan di akhir Ramadhan menyuarakan keprihatinan bahwa lockdown akan memengaruhi kesehatan mental mereka. “Setelah penutupan malam selama sebulan, saya menantikan perayaan besar untuk membantu depresi saya. Ini tidak baik untuk kesehatan kita,” kata Shaikha Al-Habtali (36 tahun).

Pakar kesehatan mental di Oman mendukung perpanjangan lockdown tapi mereka khawatir tentang pengaruhnya terhadap masyarakat. Terapis dan Konselor Senior di Muscat’s College of Business and Science, Ibtisam al-Busaidi mengatakan dia dapat memahami alasan pemerintah memperpanjang waktu dan jam lockdown karena kasus Covid-19 tak kunjung membaik. Namun, aturan tersebut menyebabkan kecemasan bagi banyak orang Oman.

“Selain menyebabkan kecemasan, itu juga memperburuk serangan depresi bagi mereka yang sudah menderita karenanya, terutama para siswa yang sedang mengalami gejolak pendidikan daring,” ujar dia.

Psychological Support Service, sebuah grup kesehatan mental membuat situs web psychcovid19oman.com untuk membantu orang yang menderita stres selama pandemi. Salah seorang terapis yang menjadi sukarelawan, Fatma al-Harebi mengatakan situs tersebut mendapat banyak tanggapan dari orang-orang yang stres, terutama anak muda yang membutuhkan konseling selama periode Covid-19.

Dilansir the National News, Selasa (4/5), Oman mengalami lonjakan jumlah kasus baru Covid-19 dan angka kematian. Ada 90 pasien baru dirawat di rumah sakit pada Senin sehingga total orang yang berjuang melawan virus menjadi 816.

Data dari Kementerian Kesehatan Oman menunjukkan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 meningkat 59 persen pada April. Sedangkan total kematian juga meningkat dari 108 pada Maret menjadi 343 pada April. Kementerian melaporkan pada Senin, 1.093 kasus Covid-19 baru dan sepuluh kematian. Setidaknya 196.900 orang telah dinyatakan positif mengidap virus itu sejak wabah dimulai dan 2.053 orang telah meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement