Selasa 04 May 2021 17:11 WIB

Sosiolog Sindir Telatnya Cegah Kerumunan Pasar Tanah Abang

Momen belanja Lebaran mestinya sudah disadari pemerintah sebagai potensi kerumunan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Imam B. Prasodjo menyindir telatnya pemerintah mencegah kerumunan massa di pasar Tanah Abang.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Imam B. Prasodjo menyindir telatnya pemerintah mencegah kerumunan massa di pasar Tanah Abang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam B. Prasodjo menyindir telatnya pemerintah mencegah kerumunan massa di pasar Tanah Abang. Dia menilai, langkah pencegahan sebenarnya bisa disiapkan pemerintah sejak jauh hari.

Imam menyayangkan, pemerintah yang gagal mencegah kerumunan di Pasar Tanah Abang. Padahal, momen belanja baju Lebaran mestinya sudah disadari pemerintah sebagai potensi kerumunan.

"(Pasar) Tanah Abang tidak menata. Regulasi spesifiknya harus disiapkan disitu karena tidak ada penjagaan yang memadai, harus viral dulu baru turun pasukan penjagaan. Ini nggak ada antisipasi," kata Imam kepada Republika, Senin (3/5).

photo
Warga berbelanja di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Ahad (2/5). Pada H-10menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah kawasan tersebut mulai dipadati warga untuk berbelanja berbagai kebutuhan lebaran, guna mengantisipasi kepadatan petugas mengatur keluar masuk pengunjung. (Republika/Thoudy Badai)

 

Imam meminta, pemerintah lebih cermat mengkaji potensi kerumunan sejak jauh hari agar bisa diantisipasi. Sebab, ajang beli baju Lebaran merupakan kegiatan tahunan yang mestinya masuk dalam radar pengawasan.

"Itu kerumunan konvensial yang rutin, misalnya Jumatan atau tarawih ada regulasinya, tapi belanja sebagau puncak RAmadhan kok nggak ada regulasinya. Padahal semua orang sudah tahu," ucap Imam.

Imam mewanti-wanti potensi kerumunan yang akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Ia mengimbau, pemerintah segera menyiapkan langkah pencegahannya.

"Bisa jadi Idul Adha dan 17 Agustus akan terjadi potensi keramaian. Selalu terlambat kalau mencegah," pungkas Imam.

Video yang viral pada Sabtu akhir pekan lalu menunjukkan, pengunjung berjubel saat berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tidak ada penerapan protokol kesehatan (prokes) karena jumlah pengunjung sangat banyak. Sehari berselang atau pada Ahad, aparat gabungan melakukan penertiban untuk mencegah penularan Covid-19. Meski ribuan aparat gabungan dikerahkan, tapi tak semua area pasar bebas kerumunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement