Upaya Para Sahabat Nabi Muhammad Hidupi Akhir Ramadhan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Rabu 05 May 2021 16:59 WIB

Upaya Para Sahabat Nabi Muhammad Hidupi Akhir Ramadhan. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi) Foto: smileyandwest.ning.com Upaya Para Sahabat Nabi Muhammad Hidupi Akhir Ramadhan. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagai usaha menyambut  bulan Ramadhan, Rasulullah SAW memperbanyak beribadah melebihi hari-hari biasanya. Rasulullah Tidak segan untuk selalu mendorong umatnya untuk mencari amalan yang sangat luar biasa terutama di 10 hari terakhir Ramadhan.

"Para sahabat Nabi SAW, seperti Umar bin Khattab mempunyai cara tersendiri untuk menggiatkan diri dan mengisi hari saat Ramadhan, terutama saat 10 hari terakhir," kata Candra Murti Dewojati dalam bukunya "Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadr".

Baca Juga

Candra mengatakan, Umar setelah salat Isya akan pulang ke rumahnya dengan mengerjakan salat sepanjang malam hingga terdengar adzan subuh. Namun setelah 10 hari terakhir tentu dia akan kembali ke masjid, bersiap untuk menjalani Itikaf.

Berbeda dengan Umar bin Khattab ra Utsman bin Affan ra juga menghabiskan malam dengan salat. Beliau tidur sebentar pada bagian-bagian awal malam, di setiap rakaatnya Utsman bisa menghatamkan seluruh Alquran.

Syaddat ra menuturkan bahwa Utsman berbaring tempat tidur sepanjang malam sambil miring ke kanan dan ke kiri sampai waktu fajar, kemudian beliau berkata.

"Ya Allah ketakutan terhadap neraka jahanam telah mengusir kantukku"

Pemburu Lailatul qadar dari kalangan sahabat yang lain adalah Shilah bin Ashiyim yang menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepada Allah dan setelah matahari terbit beliau berdoa.

"Ya Allah hamba tidak pantas meminta surga kepada-Mu, tetapi hamba hanya memohon kepada-Mu agar menyelamatkan hamba dari neraka jahanam."

Dan begitu indahnya saat melihat Said bin Musayyab bisa selama 50 tahun selalu salat Isya sampai salat subuh dengan satu wudhu, juga Aswad bin Yazid ra yang tidak mau kehilangan momen berharga Lailatul Qadar ini beribadah sepanjang malam sampai subuh, beliau hanya tidur sebentar antara Maghrib dan Isya.

Sahabat Qatadah bisa menghatamkan Alquran setiap tiga malam sekali selama bulan Ramadhan. Tak lupa Imam Abu Hanifah juga melakukan tindakan terpuji dalam menghiasi Ramadhan dan upaya meraih Lailatul Qadr dengan melakukan salat isya, dan salat subuh dengan 1 wudhu saja selama 40 tahun.

"Teman-teman Abu Hanifah sangat kagum dengan keteguhannya," katanya.

Mereka bertanya bagaimana Abu Hanifah bisa melakukan itu. Beliau lalu menjawab, "Karena ada doa khusus yang dimohonkan kepada Allah melalui ismul azham."

Memang Abu Hanifah hanya tidur sejenak pada siang hari. Beliau memang tidur hanya semata-mata mengikuti sunnah saj, beliau pun sering menangis saat membaca Alquran sehingga tetangganya sering merasa kasihan kepadanya.

"Apalagi saat yang di baca surat Al Qamar ayat 46," katanya.

Imam Syafi'i juga teguh dalam menghidupkan Ramadhan. Beliau bisa menghatamkan Alquran 60 kali selama bulan Ramadan dalam shalatnya, semua amal perbuatan yang luar biasa ini dilakukannya dengan ikhlas.