Kamis 06 May 2021 12:07 WIB

Intelijen AS: Jika Berkuasa, Taliban akan Cabut Hak Wanita

Biden tetapkan batas waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan September mendatang.

Intelijen AS: Jika Berkuasa, Taliban akan Cabut Hak Wanita. Para wanita Afghanistan memegang plakat bertuliskan di Pashto Kami Ingin Gencatan Senjata Permanen selama unjuk rasa untuk menuntut perdamaian saat otoritas Afghanistan dan Taliban sedang membahas pakta perdamaian di Doha, di Jalalabad, Afghanistan, 16 September 2020. Hampir 19 tahun setelah jatuhnya Taliban rezim dan invasi Amerika Serikat, pemerintah Afghanistan dan pemberontak pada 12 September, memulai negosiasi perdamaian di Doha. Berbeda dengan tim Taliban, kelompok negosiasi beranggotakan 21 orang yang dikirim oleh Kabul termasuk empat wanita, yang - antara lain - akan berupaya untuk menjaga kemajuan hak-hak wanita sejak jatuhnya rezim Taliban yang telah mencegah anak perempuan pergi ke sekolah dan dikurung. wanita ke rumah mereka.
Foto: EPA-EFE/GHULAMULLAH HABIBI
Intelijen AS: Jika Berkuasa, Taliban akan Cabut Hak Wanita. Para wanita Afghanistan memegang plakat bertuliskan di Pashto Kami Ingin Gencatan Senjata Permanen selama unjuk rasa untuk menuntut perdamaian saat otoritas Afghanistan dan Taliban sedang membahas pakta perdamaian di Doha, di Jalalabad, Afghanistan, 16 September 2020. Hampir 19 tahun setelah jatuhnya Taliban rezim dan invasi Amerika Serikat, pemerintah Afghanistan dan pemberontak pada 12 September, memulai negosiasi perdamaian di Doha. Berbeda dengan tim Taliban, kelompok negosiasi beranggotakan 21 orang yang dikirim oleh Kabul termasuk empat wanita, yang - antara lain - akan berupaya untuk menjaga kemajuan hak-hak wanita sejak jatuhnya rezim Taliban yang telah mencegah anak perempuan pergi ke sekolah dan dikurung. wanita ke rumah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah laporan baru yang dirilis Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan, penarikan koalisi militer yang dipimpin AS dari Afghanistan berpotensi mengancam hak-hak perempuan di negara itu.

"Jika Taliban dapat kembali memperoleh kekuasaan, mereka akan memundurkan kembali sebagian besar kemajuan yang sudah dibangun dua dekade terakhir," kata penilaian oleh Dewan Intelijen Nasional AS.

Baca Juga

Laporan dua halaman itu merujuk pada perlakuan kasar terhadap wanita dan anak perempuan di bawah aturan Taliban tahun 1996-2001, di mana sebagian besar wanita dikurung di rumah dan anak perempuan tidak memiliki akses ke pendidikan. Wanita dilarang keluar rumah tanpa ditemani anggota keluarga laki-laki.

Detik-detik terakhir keberadaan pasukan AS

Presiden Joe Biden telah menetapkan batas waktu penarikan seluruh pasukan AS dari Afghanistan pada September mendatang. Pemerintahan Biden juga berjanji tidak akan mengakhiri keterlibatan mereka dengan Afghanistan atau advokasi hak asasi manusia.

Pada bulan lalu, Taliban mengeluarkan pernyataan bahwa wanita dapat melayani masyarakat mereka dalam bidang pendidikan, bisnis, kesehatan, dan sosial sambil mempertahankan pemakaian jilbab yang benar.

Namun, laporan AS menyoroti pergantian kepemimpinan di Taliban, menunjukkan tingkat skeptisisme tentang janji tersebut.

https://www.dw.com/id/jika-kembali-berkuasa-taliban-akan-cabut-hak-hak-perempuan/a-57432080

sumber : Deutsche Welle
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement