Jumat 07 May 2021 06:40 WIB

Aston Villa Tawarkan Villa Park untuk Final Liga Champions

Final Liga Champions digelar di Stadion Ataturk, Istanbul, Turki, akhir bulan ini.

Rep: Eko Supriyadi/Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Stadion Villa Park, markas Aston Villa.
Foto: stadiumguide.com
Stadion Villa Park, markas Aston Villa.

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Aston Villa dikabarkan mendekati FA dan UEFA, untuk menawarkan Villa Park sebagai venue final Liga Champions. Hal tersebut bertujuan agar delapan ribuan fan Manchester City dan Chelsea tidak menempuh perjalanan ke Istanbul untuk menyaksikan final Liga Champions, akhir bulan ini.

Final Liga Champions digelar di Stadion Ataturk pada Ahad, 30 Mei, dini hari WIB. Persoalannya, Turki mulai memasuki fase lockdown total sejak sepekan lalu karena mencatatkan rekor kasus Covid-19 tertinggi di Eropa. Lockdown total akan berakhir pada pertengahan bulan ini. Pemerintah Turki juga mempersilakan suporter asal Inggris datang. NNamun justru pemerintah Inggris yang melarang warganya berpergian.

Baca Juga

UEFA sebelumnya menegaskan masih berkomitmen untuk menggelar final di Istanbul. Sementara detail tiket dan perjalanan baru akan diumumkan akhir pekan ini.

Namun jika pemerintah Turki mengeluarkan kebijakan untuk memindahkan venue, karena alasan keamanan penyebaran Covid-19, UEFA perlu menyiapkan alternatif stadion. Dengan final yang diisi oleh Manchester City dan Chelsea, maka tekanan politik untuk memindahkan pertandingan di Inggris kian keras.

Pemerintah Inggris dilaporkan akan mengumumkan bakal mengizinkan perjalanan internasional, jika roadmap Covid dari pemerintah Turki selesai pada 17 Mei mendatang. 

Di sisi lain, permohonan Villa bakal sulit karena Villa Park dinilai belum memenuhi standar UEFA untuk menggelar event besar. Stadion standar UEFA membutuhkan fasilitas media dan posisi kamera yang harus diubah total. Namun, dikutip dari Sky Sports, Jumat (7/5), penilaian tersebut masih berlangsung.

Selain itu, usaha untuk memindahkan venue final pada tahap ini memang sangat sulit. Karena lembaga penyiaran dan jurnalis dari seluruh dunia, staf UEFA dan ofisial lainnya harus mengubah rencana akomodasi dan perjalanan mereka. Selain itu, mereka juga harus menjalani karantina di negara masing-masing setelah kembali dari Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement