Jumat 07 May 2021 09:26 WIB

Pentagon Pastikan Semua Pegawai Kontrak Keluar Afghanistan

Penarikan pasukan AS dari Afghanistan diperluas ke pegawai kontrak

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Kantor Pentagon, AS
Foto: AP Photo/Charles Dharapak, File
Kantor Pentagon, AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Llyod Austin mengatakan, bahwa proses pemindahan seluruh pegawai kontrak dari Afghanistan tengah berlangsung. Langkah itu sebagai bagian dari penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Pernyataan tersebut pun merupakan indikasi paling jelas bahwa perintah Presiden AS Joe Biden pada April untuk menarik semua pasukan AS pada 11 September, telah diperluas ke pegawai kontrak yang didanai AS. "Kami akan secara bertanggung jawab menurunkan semua kemampuan kami yang menjadi tanggung jawab kami dan pegawai kontrak juga termasuk dalam wilayah itu," ujar Austin.

Baca Juga

Dia mengatakan, pegawai kontrak dapat menegosiasikan kembali kontrak mereka di waktu yang akan datang. Pada April, terdapat hampir 17 ribu kontraktor Pentagon, termasuk sekitar 6.160 orang Amerika, 4.300 warga Afghanistan, dan 6.400 warga dari negara lain.

Pengambilan ribuan pegawai kontrak telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pejabat AS tentang kemampuan pemerintah dan militer Afghanistan untuk mempertahankan fungsi-fungsi penting. Sebab, pegawai kontrak itu berguna terutama yang melayani pasukan keamanan Afghanistan.

Kendati demikian, Austin mengatakan sejauh ini penarikan itu berjalan sesuai rencana. Namun pasukan keamanan Afghanistan terkunci dalam pertempuran setiap hari dengan Taliban.

Seperti diketahui Taliban telah mengobarkan perang untuk menggulingkan pemerintah yang didukung asing sejak digulingkan dari kekuasaan di Kabul pada 2001. Hanya dalam dua hari, Taliban merebut distrik kedua di provinsi utara Baghlan pada Kamis (6/5).

Pemerintah Afghanistan mengatakan, Taliban telah membunuh dan melukai lebih dari 50 tentara dalam serangan di setidaknya 26 provinsi selama 24 jam terakhir. Sementara pasukannya membunuh puluhan Taliban dalam periode yang sama.

Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley mengatakan, telah terjadi tingkat serangan kekerasan yang berkelanjutan terhadap pasukan keamanan Afghanistan, meski tidak ada serangan terhadap AS dan pasukan koalisi sejak 1 Mei.

Dalam konferensi pers yang sama, Milley mengatakan, bahwa masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang bagaimana Afghanistan akan berubah setelah penarikan pasukan AS, mengingat Afghanistan memiliki kekuatan militer dan polisi yang sangat besar dan pemerintah Afghanistan masih kohesif.

"Ini bukan kesimpulan sebelumnya, dalam perkiraan militer profesional saya, bahwa Taliban secara otomatis menang dan Kabul jatuh atau prediksi buruk lainnya," kata Milley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement