Selasa 11 May 2021 15:39 WIB

Uni Eropa Minta Kekerasan di Yerusalem Timur Dihentikan

Uni Eropa mengutuh penggusuran keluarga Palestina di Yerusalem Timur oleh Israel

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pasukan Israeli menahan seorang warga Palestina yang sedang berdemonstrasi menentang penyerbuan Masjid al Aqsa di Yerusalem Timur.
Foto: Anadolu Agency
Pasukan Israeli menahan seorang warga Palestina yang sedang berdemonstrasi menentang penyerbuan Masjid al Aqsa di Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Uni Eropa (UE) menyerukan semua pihak untuk mengarah pada de-eskalasi dalam konflik antara Palestina dan Israel. Badan itu meminta semua pihak menahan diri agar mencegah korban sipil lebih lanjut.

"Peningkatan kekerasan yang signifikan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk di Yerusalem Timur serta di dalam dan sekitar Gaza perlu segera dihentikan," ujar pernyataan UE. 

Baca Juga

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengutuk penggusuran keluarga Palestina di Yerusalem Timur. Dia menyebut tindakan tersebut adalah ilegal dan hanya meningkatkan ketegangan di lapangan.

"Penembakan roket dari Gaza terhadap penduduk sipil di Israel sama sekali tidak dapat diterima dan memicu dinamika eskalasi," kata Komisi Eropa dalam pernyataan yang dikeluarkan Senin (10/5) malam.

Palestina menembakkan rentetan roket tanpa henti ke Israel. Sementara, militer Israel menggempur Gaza dengan serangan udara hingga Selasa (11/5) dini hari. 

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken juga mengutuk serangan roket dari Gaza terhadap Israel. Dia mendesak semua pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement