Selasa 11 May 2021 18:33 WIB

Pengunjung di Pusat Perbelanjaan Lakukan Rapid Test Antigen

Rapid test antigen dilakukan karena adanya lonjakan pengunjung di pusat perbelanjaan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengadakan rapid test antigen secara acak di Matahari Departement Store, Klojen, Kota Malang, Selasa (11/5
Foto: Republika/wilda fizriyani
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengadakan rapid test antigen secara acak di Matahari Departement Store, Klojen, Kota Malang, Selasa (11/5

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan rapid test antigen pada sejumlah pengunjung dan pelayan di pusat perbelanjaan. Uji Covid-19 ini dilakukan secara acak di Matahari Departement Store dan Trend Shop, Kota Malang.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, kegiatan rapid test antigen dilatarbelakangi adanya lonjakan pengunjung menjelang Idul fitri di pusat perbelanjaan. Hal ini terutama di Ramayana, Matahari Departement Store dan Trend Shop wilayah Klojen. 

"Sehingga ini menjadi pertimbangan mengambil sampling untuk mengambil sampel (tes Covid-19) secara random," kata Sutiaji kepada wartawan di Matahari Departement Store Klojen, Kota Malang, Selasa (11/5).

Berdasarkan hasil pemantauan, tingkat protokol kesehatan (prokes) Covid-19 di pusat perbelanjaan wilayah Klojen berjalan baik. Sebagian besar pengunjung dan pelayan sudah mematuhi prokes seperti mengenakan masker. Bahkan, Ramayana memiliki karyawan keliling yang bertugas mengingatkan pengunjung untuk mematuhi prokes Covid-19.

Meskipun tingkat kepatuhan prokes cukup baik, Pemkot Malang tetap melaksanakan rapid test antigen. Langkah ini untuk memastikan tidak ada pengunjung maupun pelayan yang terpapar Covid-19. Setidaknya ada 20 orang yang telah menjalani rapid test antigen di Matahari Departement Store dan Trend Shop. Jumlah ini terdiri atas pengunjung dan perwakilan manajemen dari bagian kasir. Dari pemeriksaan tersebut, pemkot memastikan seluruhnya negatif Covid-19.

Dewi Kurniawati merupakan salah satu pengunjung yang turut mengikuti rapid test antigen. Perempuan berusia 35 tahun tersebut diajak pemkot untuk menjadi perwakilan dalam pemeriksaan tersebut. 

Dewi tak menampik sempat merasa khawatir saat menyetujui untuk mengikuti rapid test antigen. Sebab, ini merupakan pertama kalinya dia menjalani tes tersebut. Walaupun demikian, Dewi mengaku, tidak merasakan efek sakit atau lainnya. "Seperti dimasukkan cotton bud, enggak bersin juga enggak keluar air mata. Alhamdulillah baik-baik saja," kata perempuan berhijab ini.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement