Kamis 13 May 2021 05:03 WIB

11.281 Personel TNI-Polri akan Amankan Salat Id di Jakarta

Warga tidak perlu mendatangi masjid atau lapangan jauh dari rumah untuk shalat id

Rep: Flori Sidebang/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah Polisi Lalu Lintas Wanita mengikuti apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Jaya 2021 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Operasi tersebut akan dilaksanakan pada 6-17 Mei 2021 yang bertujuan untuk menciptakan suasana kondusif, aman, dan tertib pada perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah di masa pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Sejumlah Polisi Lalu Lintas Wanita mengikuti apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Jaya 2021 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Operasi tersebut akan dilaksanakan pada 6-17 Mei 2021 yang bertujuan untuk menciptakan suasana kondusif, aman, dan tertib pada perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah di masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 11.281 personel gabungan yang terdiri dari TNI-Polri dan unsur pemerintah daerah disiagakan untuk mengamankan pelaksanaan salat Idul Fitri atau Id, Kamis (13/5) besok. Para aparat keamanan itu akan disebar di 2.922 masjid dan 16 lapangan lokasi salat di DKI Jakarta. 

"11.281 personel gabungan TNI-Polri bersama pemda daerah melaksanakan pengamanan salat Idul Fitri," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Rabu (12/5).

Fadil pun berharap agar pelaksanaan salat Idul Fitri di Ibu Kota dan sekitarnya berlangsung dengan lancar dan aman. Dia juga mengimbau agar masyarakat yang menjalankan salat tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. "Harapan kita semua perayaan salat idul fitri dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang baik," ujarnya. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menganjurkan masyarakat untuk melaksanakan shalat Idul fitri 1442 Hijriah di lokasi maupun tempat ibadah yang telah ditentukan di permukiman masing-masing. Ia meminta warga agar tidak mendatangi masjid atau lapangan yang jauh dari rumah.

“Kami menganjurkan jangan mendatangi tempat-tempat jauh hanya untuk shalat Id. Datanglah di masjid setempat, di lapangan setempat, supaya yang datang dikenal, kalau Anda datang di masjid setempat, ya itu saja yang datang,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (10/5).

Anies menjelaskan, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penularan virus corona lintas wilayah. Sebab, menurut dia, jika terjadi penyebaran Covid-19 usai pelaksanaan shalat Id, maka upaya pelacakan atau tracing akan lebih mudah dilakukan lantaran jemaah yang hadir di lokasi ibadah adalah warga setempat dan sudah saling mengenal.

“Lokasi-lokasi kegiatan shalat Id adalah lokasi yang dikunjungi orang setempat. Ini untuk menghindari penularan lintas wilayah dan semua dianjurkan ada di lokasi yang sama (dengan tempat tinggal), baik itu di lapangan  atau yang dilakukan di masjid,” jelasnya.

 “Kalau datang di suatu tempat, ada yang datang dari kecamatan yang jauh, dari berbagai wilayah, nanti bila terjadi sesuatu, tracing-nya akan sulit,” imbuhnya.

Anies menuturkan, para jemaah yang mengikuti salat Id di masjid pun jumlahnya dibatasi. Ia menyebut, kapasitas jemaah yang hadir hanya sebesar 50 persen.

Selain itu, ia pun melarang pelaksanaan salat Id di perkantoran. “Tidak ada kegiatan salat Ied yang dilakukan di perkantoran,” tegas Anies.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement