Jumat 14 May 2021 20:07 WIB

Banyaknya korban di Gaza Bukti Israel Tak Proposional

Banyaknya korban di Gaza tunjukkan serangan Israel tidak proporsional

Perempuan Palestina mencari sisa-sisa barang miliknya tengah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Beit Hanoun, Gaza pada 14 Mei 2021.
Foto: Anadolu Agency
Perempuan Palestina mencari sisa-sisa barang miliknya tengah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Beit Hanoun, Gaza pada 14 Mei 2021.

IHRAM.CO.ID, ANKARA

Kementerian Luar Negeri Turki mengungkapkan pada Jumat, bahwa serangan Israel ke Gaza sangat tidak proporsional, terbukti dengan jatuhnya banyak korban dan serangan terhadap jurnalis Anadolu Agency.

"Jumlah korban sipil yang bertambah dengan cepat dalam serangan udara Israel ke Gaza, kerusakan sekolah yang berafiliasi ke Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), serta melukai juru kamera dan jurnalis foto Anadolu Agency yang bertugas di wilayah tersebut, jelas mengungkapkan serangan itu sembarangan dan tidak proporsional," ujar kementerian dalam sebuah pernyataan.

Kementerian mengatakan bahwa ketegangan ini dimulai dengan tembakan tank dan artileri Israel di Gaza.

"Kami meminta komunitas internasional bertindak cepat untuk menghentikan serangan-serangan ini, yang akan menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil lebih lanjut," tambah kementerian.

Kementerian mendoakan agar "saudara dan saudari" warga Palestina yang tewas mendapatkan diterima oleh Allah dan korban yang terluka bisa segera pulih.

Mereka juga menyampaikan harapan agar jurnalis Anadolu Agency segera sembuh.

"Turki akan terus berdiri teguh dengan rakyat Palestina untuk tujuan yang adil ini," kata kementerian.

Serangan Israel menewaskan 119 warga Palestina sejauh ini, termasuk 31 anak-anak dan setidaknya 19 wanita, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Sedikitnya 830 lainnya terluka, selain kerusakan parah pada bangunan tempat tinggal warga.

Israel juga telah menahan ratusan warga Palestina dalam beberapa hari terakhir.

Ketegangan memuncak di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki selama sebulan terakhir.

Ketegangan semakin meningkat setelah kelompok perlawanan Palestina bersumpah membalas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel pada 1967 dan mencaplok seluruh kota pada 1980 - sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement