Selasa 18 May 2021 09:50 WIB

Mengapa Indonesia Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca?

Indonesia Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547

Red:
Vaksin Astrazeneca: Indonesia Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547
Vaksin Astrazeneca: Indonesia Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547

Pemerintah Indonesia menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Vaksin batch lainnya dinyatakan tetap digunakan.

Keterangan tertulis Kementerian Kesehatan RI yang dirilis hari Minggu (16/05) menyebutkan bacth CTMAV547 ini selanjutnya akan diuji sterilitas dan toksisitasnya oleh badan pengawas obat-obatan BPOM.

Pada awal bulan Mei, komite pengawas efek samping vaksin COVID-19 menyatakan pihaknya melakukan penyelidikan setelah adanya kejadian seorang penerima vaksin AstraZeneca di Jakarta meninggal dunia.

Pria berusia 22 tahun itu meninggal dunia sehari setelah disuntik vaksin AstraZeneca.

"Ia menerima suntikan vaksin batch CTMAV547," ujar juru bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi kepada Reuters.

Investigasi dan pengujian BOPM terhadap vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 diharapkan rampung dalam dua pekan.

Keterangan tertulis Kementerian Kesehatan menyebutkan vaksin batch CTMAV547 berjumlah 448,480 dosis, merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.

Batch ini sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke Provinsi DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.

Ketua komite pengawas Hindra Irawan Satari menyatakan setelah terbukti steril dan tidak mengandung racun, penggunaan batch vaksin ini akan dilanjutkan.

AstraZeneca Indonesia menyatakan menghormati keputusan pemerintah tentang penghentian sementara itu.

Sejak pandemi awal tahun 2020, Indonesia telah mencatat sekitar 1,74 juta kasus infeksi COVID-19,  dengan jumlah kematian 48.093 orang pada hari Minggu (16/05).

Pemerintah Indonesia mendorong percepatan program vaksinasi untuk mengendalikan penyebaran virus. Data resmi hingga hari Minggu menunjukkan hampir 9 juta orang telah menjalani divaksinasi penuh (dua kali suntikan).

Artikel ini diproduksi oleh Farid M. Ibrahim.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement