Selasa 18 May 2021 10:44 WIB

Badan Bantuan Dorong Penyediaan Koridor Kemanusiaan Gaza

Persediaan bahan bakar dan obat-obatan kian menipis di Gaza.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Serangan Israel membuat puluhan bangunan rusak termasuk kantor kemenkes dan labolatorium Covid-19 Palestina
Foto: Middle east eye
Serangan Israel membuat puluhan bangunan rusak termasuk kantor kemenkes dan labolatorium Covid-19 Palestina

IHRAM.CO.ID, GAZA – Badan-badan bantuan kemanusian terus mendorong penyediaan koridor kemanusiaan ke wilayah Palestina karena persediaan bahan bakar dan obat-obatan kian menipis di Gaza. Namun, sudah lebih dari sepekan perang, area perbatasan dengan Israel tetap tertutup rapat.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, petugas medis merawat lebih dari 1.400 orang yang terluka di Gaza. Kerusakan infrastrukur di sana juga memengaruhi rumah sakit, saluran listrik, jariangan pembuangan limbah, dan pasokan air.

“Pertempuran harus segera dihentikan,” kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB pada Senin.

Staf bantuan kemanusiaan mengatakan kepada the National, berhari-hari mereka telah bekerja selama jeda berjam-jam dalam pertempuran. “Saat ini Gaza mengandalkan pasokannya,” kata Kepala Misi Palestina untuk Dokter Tanpa Batas (MSF), Ely Sok.

MSF yang salah satu kliniknya rusak pada Ahad akibat serangan udara telah menyumbangkan sebagian dari persediaannya ke Kementerian Kesehatan Palestina untuk merawat pasien trauma. Gaza sudah menderita kekurangan pasokan medis kronis, lebih dari 13 tahun setelah Israel memberlakukan blokade.

Tetapi situasinya memburuk secara dramatis sejak pertempuran terjadi pada 10 Mei. Lebih dari 200 warga Gaza tewas dalam kekerasan itu. Selain itu, Gaza juga kehabisan bahan bakar yang telah menghentikan fungsi satu rumah sakit.

“Kami melihat kekurangan bahan bakar kronis dengan hanya empat jam listrik sehari untuk lingkungan yang berbeda. Terkadang, orang hanya fokus pada hal-hal penting, seperti makanan, obat-obatan, dan air. Itu semua memang penting, tapi pasokan bahan bakar juga,” kata Juru Bicara Komite Palang Merah Internasional, Christoph Hanger.

Bahan bakar penting untuk menjalankan generator agar rumah sakit tetap beroperasi atau menjalankan  vaksinasi guna memerangi pandemi Covid-19. Dalam beberapa pekan sebelum konflik terjadi, Gaza mengalami lonjakan kasus virus korona. Kurang dari dua persen penduduknya telah menerima vaksin.

Sementara itu, puluhan ribu pengungsi berdesakan di sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Ada kekhawatiran virus korona dapat menyebar lebih cepat selama konflik.

Dilansir the National, Selasa (17/5), beberapa bantuan luar datang dari Mesir, setelah pihak berwenang membuka penyeberangan Rafah di perbatasan selatan Gaza pada Ahad lalu untuk membawa korban luka. Pihak berwenang Meskir mengatakan truk-truk yang membawa persediaan medis dan makanan dikirim ke penyeberangan pada Senin.

Militer Israel memahami kebutuhan bantuan kemanusiaan di Gaza. Namun, mereka tidak memberi tahu kapan perbatasan itu dibuka sebentar. Israel mengoperasikan penyeberangan barang melalui Kerem Shalom dan Erez.

Direktur Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB (UNRWA), Matthias Schmale mengatakan tanggal pembukaan perbatasan sementara terus ditunda.

“Ini berbeda dari perang tahun 2014. Ada kesepakatan yang jauh lebih awal untuk pengaturan waktu yang ditentukan untuk memungkinkan hal-hal masuk dan keluar,” ujar dia.

Dengan tidak adanya kesepakatan untuk jeda dalam pertempuran, dia mengatakan kebutuhan pokok dapat habis dalam hitungan hari. “Bahan bakar hampir habis, persediaan medis dan makanan pada akhirnya akan habis. Sangat penting bahwa koridor kemanusiaan didirikan,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement