Selasa 18 May 2021 12:12 WIB

Soal Palestina-Israel, Erdogan: Biden Miliki Tangan Berdarah

Presiden AS Joe Biden memiliki tangan berdarah karena dukungan untuk Israel

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Mustafa Kamaci/Turkish Presidency via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada Senin (17/5) mengatakan, bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memiliki tangan berdarah karena dukungan untuk kampanye pemboman Israel di Jalur Gaza. Padahal sebelumnya Turki berusaha untuk memperbaiki hubungan yang rusak dengan Amerika Serikat.

"Anda sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah Anda," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi yang ditujukan kepada Biden.

"Anda memaksa kami untuk mengatakan ini. Kami tidak bisa mundur," tambah Erdogan dilansir dari Middle East Eye, Selasa (18/5).

Erdogan telah menghabiskan beberapa bulan terakhir mencoba memperbaiki hubungan yang rusak dengan Washington dan telah menjangkau sekutu Barat lainnya setelah setahun perselisihan pahit. Tetapi pernyataan hari Senin mewakili salah satu serangan terkuatnya terhadap Biden sejak kedatangannya di Gedung Putih pada Januari lalu.

"Hari ini kami melihat tanda tangan Biden pada penjualan senjata ke Israel," kata Erdogan mengacu pada laporan media AS tentang pengiriman senjata baru yang disetujui oleh pemerintahan Biden.

"Wilayah Palestina dibanjiri dengan penganiayaan, penderitaan dan darah, seperti banyak wilayah lain yang kehilangan kedamaian dengan berakhirnya Ottoman, dan Anda (AS), mendukungnya," kata Erdogan.

Komentar Presiden Turki juga muncul ketika pemerintahan Biden dilaporkan memblokir Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas. Tekanan meningkat pada Biden untuk menyerukan gencatan senjata, karena pemboman hebat Israel di Gaza memasuki pekan kedua.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (15/5) bahwa perang Israel di Gaza akan memakan waktu dan akan terus terjadi selama diperlukan. Menurut kementerian kesehatan Gaza, setidaknya 212 orang, termasuk 61 anak-anak, telah meningga sejak Israel melancarkan kampanye militernya di Gaza pada 10 Mei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement