DPR Apresiasi Kebijakan Larangan Mudik Antisipasi Covid-19

Jika tak ada larangan angka pengidap Covid-19 bisa berpotensi naik secara drastis.

Selasa , 18 May 2021, 23:39 WIB
Calon penumpang berjalan di lobby Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (18/5/2021). Berakhirnya pemberlakuan larangan mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah pada 17 Mei 2021, aktivitas di Bandara Juanda terpantau ramai dengan jumlah sekitar 2.100 penumpang.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Calon penumpang berjalan di lobby Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (18/5/2021). Berakhirnya pemberlakuan larangan mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah pada 17 Mei 2021, aktivitas di Bandara Juanda terpantau ramai dengan jumlah sekitar 2.100 penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengapresiasi pemerintah yang dinilai telah berhasil mengantisipasi penyebaran Covid-19 melalui kebijakan penanganan dan pelarangan mudik Lebaran Idul Fitri 2021.

"Pemerintah berhasil dalam mencegah penyebaran Covid-19 dengan melarang warga untuk mudik, meskipun masih ada sebagian kecil yang nekat mudik, tapi secara keseluruhan sudah cukup berhasil," kata Dasco di Jakarta, Selasa (18/5).

Dia menilai, seandainya pemerintah tidak melakukan mitigasi ancaman Covid-19 melalui pelarangan mudik, angka pengidap Covid-19 bisa berpotensi naik secara drastis. Hal itu menurut dia karena mudik sangat identik dengan keramaian dan kerumunan.

Selain itu Dasco juga mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang telah sungguh-sungguh melakukan penyekatan di sejumlah kawasan perbatasan sehingga tidak sedikit jumlah kendaraan yang dipaksa harus memutar balik dan batal mudik. "Para aparat sudah sangat kerja keras di jalanan, mereka rela panas-panas-an dan tidak Lebaran di rumah demi tugas negara. Saya 'angkat topi' untuk mereka," ujarnya.

Selain itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra tersebut juga menyesalkan masih ada oknum masyarakat yang nekat mudik bahkan melawan aparat kepolisian ketika diberhentikan, seperti yang videonya viral di kawasan Bekasi, Sukabumi dan Banten. Dia menilai, seharusnya masyarakat memiliki kesadaran dan memahami pertimbangan kenapa mudik dilarang karena meskipun semua orang pasti ingin merayakan hari raya bersama keluarga di kampung halaman namun kondisi saat ini tidak memungkinkan.