Rabu 19 May 2021 13:26 WIB

Hayyinah dan Moendjiyah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Hayyinah dan Moendjiyah berkiprah dalam gerakan kebangkitan nasional

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini
Foto: Dok PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat 'Aisyiyah mengusulkan Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah kepada pemerintah Indonesia untuk diangkat menjadi pahlawan nasional. Usulan ini disampaikan di momen Milad 104 'Aisyiyah bertema "Merekat Persatuan, Menebar Kebaikan di Masa Pandemi" secara luring dan daring pada Rabu (19/5).

"Melalui acara milad ini Pimpinan Pusat Aisyiyah dengan dukungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah diusulkan kepada Pemerintah untuk diangkat sebagai pahlawan nasional mengingat kiprah dan kontribusinya yang penting dalam gerakan kebangkitan nasional dan Kongres Perempuan Pertama Indonesia," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini saat menyampaikan pidato di Milad 104 'Aisyiyah, Rabu (19/5).

Noordjannah menyampaikan, mengenai persatuan, 'Aisyiyah dan Muhammadiyah memberi kontribusi besar untuk terbentuknya persatuan Indonesia sejak perjuangan kebangkitan nasional sampai saat ini. Penting dicatat Pidato bersejarah Ibu Hayinah dalam Kongres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta.

Ibu Hayinah menyatakan, persatuan merupakan alat untuk mencapai tujuan utama seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Jalan persatuan ditempuh melalui saling bergaul, berhubungan, memelihara persaudaraan, mendirikan perkumpulan, dan membicarakan hal ihwal yang perlu dilakukan bersama.

Tokoh 'Aisyiyah yang berpikiran maju selanjutnya menyatakan, sudah tidak khilaf lagi bahwa damai, persatuan, itulah suatu perkara, perkara mana tentulah setiap manusia mengakui akan kebaikannya, karena persatuan ini adalah suatu alat yang dapat menghasilkan maksud yang besar, begitu pula menjadi sendi bagi manusia untuk mencari bahagia, sejahtera, kesenangan dan kemakmuran.

Di forum yang sama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengapresiasi usulan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah yang mengusulkan Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah sebagai tokoh pergerakan nasional dan tokoh dari Kongres Perempuan Pertama Indonesia menjadi pahlawan nasional.

"Insya Allah nanti dengan tim yang kita bangun atau yang kita susun bersama dan perjuangan termasuk mengumpulkan dokumen dan data penting dua tokoh ini, kita usulkan kepada pemerintah," ujarnya.

Prof Haedar mengatakan, Muhammadiyah percaya kedua tokoh ini memang layak untuk menjadi pahlawan nasional. Meskipun kedua tokoh ini tidak mengharapkan menjadi pahlawan nasional.

Ia juga bersyukur karena sudah ada tiga tokoh perjuangan kemerdekaan yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk diangkat menjadi pahlawan nasional. Di antaranya Ki Bagus Hadikusumo, Pak Kasman Singodimejo, dan KH Abdul Kahar Muzakir.

"Ketiganya diangkat menjadi pahlawan nasional yang memang sudah semestinya, karena ketiganya anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mengambil peran yang sangat sentral di dalam hari-hari penentuan Indonesia sebagai negara yang merdeka," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement