Rabu 19 May 2021 19:22 WIB

Inikah Alasan Banyak Jasad Mengambang di Sungai Gangga?

Ratusan jenazah ditemukan mengambang di sungai atau di kubur di pinggir Sungai Gangga

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Jenazah (warna oranye) dikubur di tempat dangkal di tepi Sungai Gangga, Sabtu (15/5).
Foto: Rajesh Kumar Singh/AP
Jenazah (warna oranye) dikubur di tempat dangkal di tepi Sungai Gangga, Sabtu (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ratusan jenazah ditemukan mengambang di sungai atau di kubur di pinggir Sungai Gangga. Masyarakat yang tinggal di sungai suci itu khawatir jenazah-jenazah tersebut pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Dalam beberapa pekan terakhir India kewalahan menghadapi gelombang kedua pandemi virus Corona. Negara Asia Selatan itu mencatat 25 juta kasus infeksi dan 270 ribu kasus kematian. Tapi pakar mengatakan jumlah kasus kematian sebenarnya jauh lebih besar.

Baca Juga

Jenazah-jenazah di sungai, kayu yang tak berhenti membakar jasad dan kekurangan lahan kremasi menjadi cerita mengenai tinggi jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dan tak masuk ke dalam data resmi. Pada 10 Mei lalu ada sekitar 71 jenazah yang mengambang di Sungai Gangga, Negara Bagian Uttar Pradesh.

Rabu (19/5) BBC melaporkan inspektur Polisi Buxar, Neeraj Kumar Singh mengatakan sebagian besar jenazah diautopsi. Sampel DNA mereka diambil dan jenazah-jenazah itu dikubur di sebuah lahan dekat pinggir sungai.

Pemerintah mengatakan mungkin jenazah-jenazah yang ditemukan di Gangga jasad yang sudah dikremasi di pinggir sungai. Tapi pihak berwenang tetap curiga jenazah-jenazah itu sengaja di buang ke sungai. Polisi menggunakan jaring untuk mengambil lebih banyak jenazah lagi.

Sekitar 10 kilometer dari Chausa ditemukan lusinan jenazah yang sudah membusuk di pinggir sungai di Desa Gahmar, Distrik Ghazipur, Uttar Pradesh. Anjing liar dan burung gagak memakan jenazah-jenazah tersebut.

Tradisi Jal Pravah

Berdasarkan tradisi penganut agama Hindu biasanya mengkremasi orang yang sudah meninggal dunia. Tapi banyak masyarakat yang mengikuti tradisi 'Jal Pravah'. Praktik mengambangkan jenazah anak-anak, perempuan belum menikah atau orang yang terkena penyakit menular atau digigit ular ke sungai.

Banyak orang miskin yang tidak sanggup membayar biaya kremasi dan mereka membungkus jenazah keluarga dengan kain katun dan mengambangkannya ke sungai. Terkadang jenazah-jenazah itu diikat dengan batu untuk memastikan tetap di bawah sungai tapi banyak jenazah yang tidak diberi pemberat mengambang lagi ke permukaan sungai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement