Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image INES ANUGRAH

Mewujudkan Literasi Digital Melek Perbankan Syariah

Teknologi | Thursday, 20 May 2021, 11:03 WIB
sumber: https://goukm.id/

Pandemi yang berlangsung lama telah membawa dampak yang besar di banyak sektor kehidupan. Parahnya masalah perekonomian Indonesia telah terkoyak oleh pandemi Covid-19. Kondisi darurat semakin mencekam ketika dikeluarkannya sebuah Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020. Bahwa Covid-19 ditetapkan sebagai bencana nasional non-alam karena membawa dampak yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia di lingkup dan skala yang besar. Hal itu menyebabkan perekonomian Indonesia terancam resesi, setelah 23 tahun lalu pernah mengalami resesi hebat terjadi di tahun 1998. Kelesuan dan kemacetan perekonomian tidak hanya berimbas pada mata pencaharian penduduk, namun bank-bank sebagai badan usaha di bidang keuangan juga terkena imbasnya. Maka dapat dikatakan kondisi ekonomi Indonesia berada pada situasi krisis yang jauh dari pertumbuhan secara kontinu.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kondisi perekonomian di Indonesia mengalami kontraksi dan mengalami penurunan sebesar 2, 07%, karena mengalami tekanan yang besar akibat terdampak pandemi Covid-19. Masih berdasarkan data dari BPS, sebelumnya kondisi perekonomian Indonesia memang dapat bertumbuh secara positif, namun semakin lama pertumbuhan laju perekonomian terlihat melemah. Sementara di lain sisi, ternyata akibat dari pandemi Covid-19 ini tidak serta merta membawa yang selalu buruk. Terdapat sektor-sektor tertentu yang terdampak positif atas bencana pandemi ini, seperti di sektor komunikasi dan informasi yang mengalami perkembangan secara baik, dan mengalami pertumbuhan lyang tinggi dibanding sektor-sektor lainya, sebagaimana data BPS mengenai pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi, yakni sebesar 9,42% menjadi 10,58%. Berkaitan dengan pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi, Kominfo mengatakan bahwa pada tahun 2020, pengguna internet di Indonesia mencapai 175,5 juta jiwa dengan penetrasi mencapai 64%, itu artinya dari total 268.583.016 populasi orang di Indonesia sebesar 64% telah terkoneksi internet. Jika ditilik dari sudut pandang positif, maka kondisi tersebut telah memberikan peluang besar untuk mengembangkan inovasi yang dapat memulihkan kondisi di sektor ekonomi. Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi yang baik pula dapat dimanfaatkan untuk menghadapi krisis di bidang perekonomian, terutama bagi pihak-pihak perbankan.

Literasi Digital Melek Perbankan Syariah

Pada era modern seperti saat ini, dibarengi dengan gencar-gencarnya pertumbuhan di bidang komunikasi dan informasi, perlu dimanfaatkan untuk membangun serta mewujudkan literasi digital melek perbankan dengan prinsip-prinsip syariah, tentunya hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memantik pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia. Yang dimaksud dengan literasi digital itu sendiri adalah suatu kemampuan dan kecakapan penggunaan media digital dalam mencari, menyaring, mengolah, menyampaikan, mengevaluasi informasi dan patuh hukum untuk membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Maka berdasarkan definisi tersebut literasi digital melek perbankan syariah bertujuan untuk membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan informasi-informasi perbankan syariah. Menilik rata-rata penduduk Indonesia yang beragama Islam, maka kondisi tersebut dapat dimanfaatkan pun juga akan sangat membantu mewujudkan literasi digital melek perbankan syariah. Di sisi lain, generasi millennial yang notabene sangat dekat dengan internet maka akan membuka peluang lebih lebar lagi untuk mewujudkan program ini.

Literasi digital melek perbankan syariah dapat dilakukan dengan membuat suatu aplikasi yang memiliki fungsi dua arah. Pertama, aplikasi yang dapat menampung aspirasi dan pendapat masyarakat terkait dengan masalah perbankan syariah; Kedua aplikasi yang menyajikan berbagai informasi terkait dengan perbankan syariah. Berkaitan dengan fungsi pertama, maka aspirasi dan pendapat masyarakat dapat tertampung secara bebas, namun tetap terstruktur dan mengedepankan prinsip-prinsip bank syariah. Sedangkan berkaitan dengan fungsi yang kedua, aplikasi ini diharapkan memiliki nilai inovasi yang dapat menarik minat masyarakat untuk turut mendukung aktivitas perbankan syariah. Inovasi ini dapat dilakukan dengan mengembangan suatu aplikasi digital melek perbankan syariah berbasis drama, mengingat bahwa banyak dari generasi milenial yang mengkonsumi drama. Dengan kata lain, informasi-informasi perbankan syariah yang disajikan atau yang terdapat dalam aplikasi, bukan sekadar rentetan kata dan kalimat, namun mengakulturasikan data-data informasi dengan pengolahan suatu drama pendek yang menunjukkan bahwa bank "A" dapat memiliki keunggulan, baik dari segi materi atau jasa yang diberikan. Dengan mewujudkan literasi digital melek perbankan syariah, diharapkan dapat mengurangi keadaan perekonomian yang suram dan dapat menyongsong suatu kestabilan laju perekonomian Indonesia dengan tidak melupakan prinsip-prinsip syariah yang patut dilakukan secara nyata.

sumber: https://maucash.id/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image