Kamis 20 May 2021 19:48 WIB

Uskup Agung Soprhonius Kagum Ketika Umar Taklukan Yerusalem

Kekaguman Uskup Agung Sophronius ketika Ketika Umar bin Khattab Menaklukkan Yerusale

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Subarkah
Umar bin Khattab menuntun unta yang ditunggangi pembantunya saat masuk ke Yerusalem. (ilustrasi)
Foto: google.com
Umar bin Khattab menuntun unta yang ditunggangi pembantunya saat masuk ke Yerusalem. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Yerussalem atau dikenal juga sebagai Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam, sekaligus tempat persinggahan Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isra Mi'raj.

Umat Islam berhasil menakhlukkan Yerussalem dimasa kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab.

Dikutip dari buku 'Kisah Umar Ibn Khattab' karya Musthafa Murad, penakhlukkan Yerussalem, Palestina merupakan perintah Khalifah Umar, setelah pasukan Islam berhasil menakhlukkan Suriah dan Mesir.

Khalifah Umar memerintahkan Abu Ubaidah, Khalid, dan Mu'awiyah, yang telah berhasil menaklukkan seluruh wilayah Suriah dan pesisir Levantina, untuk segera bertolak ke Yerusalem dan bergabung dengan pasukan Amr.

Di balik benteng, di dalam gereja, panglima Artavon dan Patriach Sophronius, uskup agung gereja Yerusalem, tengah berdebat sengit. Artavon bersikeras menginginkan Yerusalem tetap dipertahankan dari penaklukan pasukan Islam, sekalipun harus mengobarkan peperangan di dalam kota suci itu.

Sedangkan Sophronius memilih bernegosiasi dan menyerahkan Yerusalem kepada pihak Islam dengan jalan damai, karena menganggap bila pendudukan orang-orang Islam adalah penjelmaan dari kehendak Tuhan yang dikirimkan untuk mengakhiri kekuasaan orang-orang Bizantium.

Maka, salah seorang utusan dikirim untuk menemui pihak Islam di luar benteng. Utusan itu datang membawa syarat-syarat penyerahan kota, yaitu tidak akan ada pengangkatan senjata, diizinkan sisa-sisa pasukan Bizantium untuk berangkat ke Mesir, dan penyerahan Yerusalem diterima secara langsung oleh pemimpin tertinggi Islam, yaitu Khalifah Umar.

Abu Ubaidah menerima syarat-syarat tersebut. la pun mengundang Khalifah Umar ke Yerusalem untuk menerima penyerahan kota tersebut.

Kabar kedatangan Khalifah Umar ke Yerusalem telah tersebar ke seluruh pelosok negeri. Umar berangkat dari Jabiyah dengan menunggang unta.

Saat Umar datang, semua khalayak terkejut, terutama para penduduk kota. Mereka tidak membayangkan, seorang khalifah datang dengan kesederhanaan, tanpa pakaian kebesaran dan hanya menggunakan jubah lusuh.

Uskup agung Sophronius menyambut kedatangan khalifah Umar dengan salam penuh takzim.

"Lihatlah, sungguh ini adalah kesahajaan dan kegetiran yang telah dikabarkan oleh Daniel Sang Nabi ketika ia datang ke tempat suci ini," kata Uskup agung Sophronius.

Bukan hanya itu, Umar juga datang tanpa iring-iringan pasukan. Umar hanya ditemani oleh Aslam, mawla-nya yang paling setia dan telah dibebaskan, serta seekor unta. la juga hanya membawa perbekalan makanan ala kadarnya, sekantong gandum, kurma, air, dan selembar tikar untuk beribadah.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement