Kamis 20 May 2021 22:19 WIB

Diplomat Indonesia: Kemerdekaan Palestina Ada di Pundak AS

Diplomat RI ungkap mengapa AS selalu mendukung Israel.

Serangan Israel ke Gaza.
Foto: republika
Serangan Israel ke Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diplomat Indonesia mengungkapkan kemerdekaan Palestina amat bergantung pada dukungan Amerika Serikat (AS). Ada lima alasan AS selalu mendukung Israel hingga saat ini.

Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari mengatakan, alasan tersebut antara lain demi mengamankan akses minyak di Timur Tengah, mengamankan basis militer di kawasan tersebut. Alasan lainnya menurut Thohari yaitu, mempertahankan rezim berkuasa sebagai bagian dari aliansi Amerika serta membendung terorisme dan fundamentalisme di kawasan tersebut.

Baca Juga

“Jangan berharap pergantian Presiden Amerika membawa perubahan signifikan di Timur Tengah. Pasalnya dalam pandangan Amerika, ekstensi dan keamanan Israel sebagai landasan berpijak politik Amerika,” ujar dia dalam diskusi Universitas Gadjah Mada (UGM), dikutip dari keterangan tertulis, Kamis.

Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/diplomat-indonesia-nilai-kemerdekaan-palestina-berada-di-pundak-as/2248590

Oleh karena itu, Thohari mengungkapkan, AS berperan sebagai perancang utama dalam selesai atau tidaknya konflik Israel-Palestina. “Kenyataan lebih besar bahwa kemerdekaan yang diinginkan lebih dari 70 tahun itu ada di pundak Amerika," kata Thohari.

Menurut dia, kebijakan politik luar negeri AS di Timur Tengah yang melindungi Israel bertujuan demi menancapkan kekuasaan.

Sementara itu, Pakar Kajian Budaya Amerika UGM Ida Rochani Adi mengatakan dukungan Amerika Serikat bagi Israel selama ini tidak lepas dari keberadaan komunitas Yahudi di Amerika yang hampir menguasai seluruh sektor bisnis di negara tersebut. “Ketika ada konflik di luar Amerika, maka komunitas diaspora Yahudi sangat solid,” kata Ida.

Menurut Ida, kelompok Yahudi di AS termasuk kelompok yang paling terdepan dibanding dengan kelompok masyarakat yang lain.

Meski orang Yahudi di AS sebagian besar mengaku tidak beragama, namun mampu membangun identitas dalam mendukung sesama kelompok Yahudi.

“Pengalaman sosial, tradisi dan sejarah perjalanan sejarah Yahudi di Amerika Serikat sudah ada sejak zaman kolonial,” ucap dia.

Hingga Kamis, setidaknya 230 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 65 anak-anak dan 36 perempuan, sementara 1.620 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak 10 Mei. Sementara itu, 12 orang Israel juga tewas akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza.

Ketegangan yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement