Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image LK Siregar

Bank Syariah, joosshh

Agama | Thursday, 20 May 2021, 21:57 WIB

Saya yakin seyakin yakinnya kalo Bank Syariah (BS) akan jadi lembaga keuangan yang paling joosshh (baca: kereen)

Saya menulis hal tersebut bukan lagi cari muka di #retizen competition loh, tapi saya punya dasar yang kuat dan juga prediksi atas kondisi tersebut bisa segera terealisasi.

Sudah baca kan 2 artikel saya sebelumnya di #retizen, terkait pola investasi yang tersedia di BS dan peluang improvisasi? Ini link nya:

Manager dan Agen Investasi Pada Perbankan Syariah - https://retizen.republika.co.id/posts/10911/manager-dan-agen-investasi-pada-perbankan-syariah

Etalase Investasi, sebuah improvisasi bisnis model di Bank Syariah - https://retizen.republika.co.id/posts/10934/etalase-investasi-sebuah-improvisasi-bisnis-model-di-bank-syariah

Nah sekarang saya beberin nih beberapa hal yang mendasari prediksi saya kalo di masa yang tidak lama lagi BS akan jadi lembaga keuangan yang paling kereen..

1. Sebagai sebuah entitas bisnis yang tentunya mengusung orientasi profit maka ada konsep dasar yang menjadi dasar transaksi di BS, yaitu Mudharabah atau bagi hasil, bikin entitas bisnis ini menjadi beda banget sama yang lain. Ini adalah konsep yang paling keren, kenapa? Entitas lain masih pengen untung sendiri-sendiri, tapi konsep bagi hasil ini menggiring entitas menjadi berkarakter untung bareng-bareng. Jadi ideology OGI (Ogah Rugi) ini menjadi tereduksi.

Nah, bayangkan kalo setiap elemen yang hadir dalam entitas memiliki mindset untung bareng-bareng, apa yang akan terjadi? Semua elemen BS akan saling support, dan mungkin ikhtiar yang sering diukur paling lemah pun yaitu berdoa kepada Allah SWT untuk kelancaran dan kesinambungan bisnis entitas bisa menjadi senjata yang paling ampuh, maka kira-kira apakah ada hal yang bisa menghalangi kemajuan BS?

Belum lagi kalo mindset untung bareng tadi terbukti membuat kadar kebahagian setiap elemen dalam entitas meningkat dan stabil, maka sudah pasti BS bakal kereen, because great money came by great people, and people becoming great when they all happy.

2. Pasti pernah denger yaa, kalo di BS akad transaksi yang mendominasi bernama Murabahah atau jual beli. Ini beda banget sama kredit (kalo mau tau detil, plis telepon saya, soalnya kalo saya tulis di sini, pembacanya pada nguap semua alias ngantuk J).

Pointnya adalah, Jual beli itu based-nya adalah tangible asset (memiliki nilai ekonomis) dan model/cara belinya sesuai kesepakatan (disesuaikan dengan kemampuan pembeli) gak ada time value of money. Kalo saat ini BS keliatan nya masih bergaya konvensional, artinya masih mengkonsider waktu sebagai dasar nilai jual yang dibayar pembeli, sudah saat nya BS segera keluar dari kurungan risiko likuiditas (gimana caranya hayoo?), salah satu caranya adalah BS kudu mau bertransformasi menjadi arranger atau BS hanya menghimpun dana saat aset produktifnya sudah terbentuk melalui bridging dana modal yang dimiliki (etalasekan asset produktifnya).

Nah, balik lagi ke model/cara belinya sesuai kesepakatan, ini bakal jadi pembeda dengan bisnis model bank yang ada saat ini, atau kalo pake bahasa strategi bisnis hal ini disebut blue ocean strategi. Artinya BS bisa banget ke area blue tadi, karena akad Murabahah telah menjadi identitas paten.

3. Masyarakat Indonesia pasti familiar banget sama yang namanya Arisan, mulai dari arisan panci sampe arisan emas juga ada. Apa urusannya BS sama arisan yaa? Sabarrr

Kalo kita liat tujuan akhir arisan itu apa sih? Tujuan nya adalah punya artinya ada objek disana. Nah kalo kita kaitkan dengan point no. 2 diatas, maka sebetulnya arisan bisa difasilitasi oleh BS dengan akad Murababah.

Setiap penjual/produsen dapat menjual barangnya dengan metode pembayaran cash dari BS, keberlangsungan bisnisnya jadi lancar. Modal kerja yang didapat produsen dari BS juga pasti memiliki kualitas yang baik (cuan buat BS). Dan yang gak kalah penting, harga cash umumnya pasti lebih murah daripada harga tunda, artinya inflasi terkendali.

Dana Arisan itu kan sifat nya kolektif dan periodik, maka BS tidak perlu repot untuk raising fund saat ada pembentukan asset produktifnya. Dan ini karena konsep jual beli, maka BS berhak dapat margin atas transaksi yang dilakukan (cuan lagi buat BS). Filosofi arisan yang paling super itu adalah giliran jadi secara tidak langsung meng-edukasi masyarakat Indonesia menjadi sabar, gotong royong dan senang melihat saudara nya senang. Joosshh kan

Jika saja para peserta arisan itu memiliki penghasilan lebih, maka ini membuka peluang lagi bagi BS untuk meningkatkan fee based income-nya melalui model bisnis Etalase Investasi (misalnya Aset Murabahah yang dimiliki BS di package menjadi EMIL = Etalase Murabahah Ritel), tuh kan cuan lagi buat BS dan secara tidak langsung BS telah berhasil menggiring dana masyarakat untuk membiayai sector riil, yang mendorong pertumbuhan ekonomi semakin baik.

4. Masih banyak Akad-akad transaksi bisnis yang bisa di implementasikan, sebut saja Akad Salam, Istishna, IMBT, Musyarakah, Hawalah, dll. Saya yakin kalo BS mau menggunakan variasi akad itu ke dalam blue ocean tentu akan mengantarkan BS ke gerbang ke kriteria entitas keuangan yang lebih mapan, membenahi level of playing field serta treatment-nya atau batasan baru industrinya sesuai fitrahnya.

Seperti yang saya sampaikan diawal bahwa Bank Syariah akan jadi lembaga keuangan yang paling joosshh (baca: kereen) bukan karena volume asset, tingkat profit, atau leveraging modal yang dimiliki tetapi lebih dari pada itu, tercapainya maqashid syariah dengan membentuk masyarakat yang berkarakter Mudharabah atau berani untung bareng-bareng.

wallahu'alam bissawab

#retizencompetition

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image