Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image edri tadola wijaya

Dampak Transformasi Digitalisasi Terhadap Ketenagakerjaan di Bank Syariah Indonesia

Bisnis | Saturday, 22 May 2021, 14:29 WIB
Digital training" />
Sumber: Digital training

Dewasa ini, digitalisasi mempunyai peran yang penting dalam melaksanaan kegiatan perbankan di Indonesia. Meningkatnya pengguna ponsel pintar dan tablet serta semakin luas ketersediaan jaringan internet yang kian merata, hal tersebut secara langsung mempengaruhi tranformasi digital. Proses kemajuan teknologi, khususnya digitalisasi dengan cepat mengubah gaya hidup sehari-hari masyarakat. Lebih lanjut transformasi digital ini banyak memberikan kemudahan dalam menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat. Misalnya, kegiatan transaksi yang dapat diakses secara cepat hanya melalui ponsel pintar. Sudah barang tentu hal ini kemudian menyebabkan sektor perbankan harus melakukan transformasi digital karena reformasi ekonomi yang progresif dan teknologi kian berkembang cepat.

Bagi Bank Syariah Indonesia, transformasi digitalisasi perbankan merupakan tantangan yang nyata dan segera dipersiapkan. Tantangan yang dihadapi Bank Syariah Indonesia dalam transformasi digital nantinya berkaitan dengan berubahnya desain organisasi, proses perekrutan dan manajemen karyawan. Selain itu, digitalisasi perbankan pada dasarnya mencakup penyediakan layanan jarak jauh kepada nasabah melalui platform digital seperti posel pintar, tablet dan internet. Misalnya dari segi teknis, jaringan adalah faktor penting yang menunjang kelancaran dalam kegiatan layanan perbankan jarak jauh. Supaya dengan segala persiapan yang matang proses transformasi digital Bank Syariah Indonesia dapat meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat layanan kepada nasabah.

Tidak dapat dipungkiri digitalisasi dapat menimbulkan persoalan antara tenaga kerja di bank sektor. Pasalnya, jika semua aktivitas perbankan sehari-hari yaitu seperti akuntansi dan konsolidasi buku besar dapat dilakukan secara mudah melalui digitalisasi. Maka, sangat mungkin kemudian timbul persepsi tenaga kerja tidak diperlukan untuk posisi seperti itu. Pekerjaan bagi seseorang berpendidikan tinggi misalnya seperti posisi manager dan insinyur tentu digitalisasi tidak menjadi persoalan. Sedangkan bagi seseorang berpendidikan rendah misalnya seperti operator mesin dan entry data proses tranformasi digital merupakan persoalan. Sehingga, sangat beralasan bagi petugas dan tenaga kerja tingkat menengah di bank memprediksi kehilangan pekerjaan dari posisi mereka para pekerja.

Melalui digitalisasi, operasional perbankan yang selama ini bersifat manual seperti transfer dana, pembukaan rekening, pembayaran tagihan, mendapatkan laporan rekening, mendapatkan kartu ATM, kartu debit, kartu kredit, buku cek, rincian pinjaman dll, dapat dilakukan tanpa mengunjungi cabang bank. Pengaruh digitalisasi di sektor perbankan berpotensi mengurangi peran manusia dan membuat sebagian besar pekerjaan menjadi tidak diperlukan. Bidang-bidang diantarnya adalah operasi perbankan sehari-hari seperti pembaruan buku tabungan, setoran tunai, verifikasi detail pelanggan, upload gaji, dapat dilakukan dengan mudah tanpa ketergantungan tenaga kerja di cabang. Sehingga, di sektor perbangkan perkembangan teknologi maju mendorong penggunaan digitalisasi menciptakan efisiensi dalam pelayanan, disatu sisi tantangan yang harus di hadapi yaitu ancaman terhadap masa depan pekerja di sektor perbankan.

Menurut Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri, Rico Usthania Frans, sekitar 50 persen posisi kerja karyawan perbankan yang ada saat ini akan hilang dalam waktu 10 tahun mendatang (https://bisnis.tempo.co/read/1187351/50-persen-posisi-karyawan-perbankan-akan-hilang-10-tahun-lagi/full&view=ok. 20 Maret 2019). Pernyataan tersebut memang dapat di benarkan karena alasan kemajuan teknologi digital dan kecerdasan buatan faktor yang menyebabkan masa depan pekerjaan di sektor perbankan bisa dianggap usang. Kendati pernyataan tersebut dapat dibenarkan namun, terlepas dari pernyataan itu tentunya harus selalu optimis. Digitalisasi di sektor perbankan merupakan peluang dalam mengurangi beban perbankan untuk melayani secara profesional dari sebelumnya yang sifatnya masih manual seperti pemrosesan transaksi kepatuhan audit.

Transformasi digital akan mengurangi aktifitas para nasabah di kantor cabang bank. Sebab, pemanfaatan digitalisasi dan teknologi menjangkau secara luas yang bersifat layanan mandiri. Hal ini justru membuat perbankan dapat menciptakan pelayanan secara efisien dan beban tenaga kerja di kantor cabang juga berkurang. Namun, transformasi digital di sektor perbankan bagi tenaga kerja bank dapat dimanfaatkan untuk layanan pelanggan, memperkenalkan produk dan layanan guna meningkatkan pengalaman nasabah, menyediakan layanan yang lebih personal, bertindak sebagai konsultan bagi para nasabah.

Proses transformasi digital tentunya menimbulkan tantangan bagi sektor perbankan khususnya dibidang ketenagakerjaan. Upaya yang dapat dilakukan Bank Syariah Indonesia kedepan adalah memperkenalkan beberapa peran baru di sektor perbankan yang termasuk spesialis keamanan cyber, analis kredit dan robot programmer. Selain itu, Bank Syariah Indonesia agar dapat memperkaya keahlian digital kepada tenaga kerja yang ada. Keahlian digital adalah kebutuhan yang mutlak bagi para tenaga kerja di Bank Syariah Indonesia. Sehingga, dengan upaya tersebut Bank Syariah Indonesia dapat memanfaatkan tranformasi digital dengan sebaik-baik mungkin dan benar-benar siap menjadi perbankan dimasa depan.

Teknologi digital membawa hal yang belum pernah terjadi sebelumnya maka, tidak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi digital dianggap sebagai ancaman. Transformasi digital memang sebagai ancaman bila tidak memiliki keahlian digital sebaliknya transformasi digital adalah peluang bilamana ingin memperkaya keahlian digital. Oeh karena itu, supaya transformasi digital tidak menjadi ancaman, pentingnya upaya tenaga kerja Bank Syariah Indonesia memperkaya keterampilan digital sebagai kunci untuk dapat terus bekerja dengan teknologi digital. Upaya tersebut dapat dapat dicapai seperti memperkaya kemampuan kognitif, kemampuan fisik, keterampilan konten, proses keterampilan, keterampilan pemecahan masalah yang kompleks, Manajemen sumber daya keterampilan, dan keterampilan sosial. Dengan memperkaya keterampilan seperti ini tentunya sangat membantu tenaga kerja untuk bekerja dengan data dan membuat keputusan berdasarkan data yang akan menjadi keterampilan yang semakin penting dalam menunjang pekerjaanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image