Ahad 23 May 2021 08:24 WIB

Tren Positif, Ekspor Kelautan dan Perikanan Semarang

Ekspor selama April menjadi yang tertinggi selama empat bulan kuartal pertama 2021

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Warga memilah udang saat akan ditimbang di Pantai Jumiang, Pamekasan, Jawa Timur, Ahad (25/4/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membidik peluang pasar ekspor udang dari volume saat ini 857 ribu ton menjadi dua juta ton per tahun pada tahun 2024.
Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Warga memilah udang saat akan ditimbang di Pantai Jumiang, Pamekasan, Jawa Timur, Ahad (25/4/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membidik peluang pasar ekspor udang dari volume saat ini 857 ribu ton menjadi dua juta ton per tahun pada tahun 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ekspor produk kelautan dan perikanan dari Semarang, Jawa Tengah mengalami peningkatan. Sepanjang April 2021, Balai KIPM Semarang menerbitkan 423 health certificate (HC), lebih tinggi dibanding Maret yang mencapai 380 HC. Dari sisi volume, ekspor April menyentuh angka 4.305 ton dibanding Maret 3.231 ton.

"Ini bukti bahwa kita terus bergerak dan memberikan pelayanan optimal di tengah pandemi dan bulan ramadhan kemarin," ujar Kepala Balai KIPM Semarang, Raden Gatot Perdana dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (23/5).

Raden mengatakan peningkatan dari sisi volume, berdampak pada peningkatan nilai ekspor perikanan dari Semarang. Gatot menyebut selama April lalu, nilai ekspor komoditas kelautan dan perikanan mencapai Rp 323 miliar dibanding Maret Rp 260 miliar. Produk-produk tersebut dikirim ke-19 negara tujuan. "Ada 47 komoditas yang dikirim ke 19 negara tujuan," kata Gatot.

Ekspor selama April juga menjadi yang tertinggi selama empat bulan kuartal pertama 2021. Jika Januari terdapat 3.914 ton, Februari sempat turun menjadi 2.850 ton dan meningkat menjadi 3.231 ton pada Maret."Nah April ini yang tertinggi selama 2021," ucap Gatot.

Dari sisi komoditas, Gatot menyebut lima besar yang menjadi favorit ekspor di antaranya surimi, cumi-cumi, udang, layur dan daging rajungan. Cina menjadi pasar utama produk perikanan dari Jawa Tengah dengan 1.514 ton, disusul Jepang 610 ton, Korea Selatan 448 ton, Malaysia 402 ton dan Amerika Serikat 368 ton.

"Melihat tren ini, kita optimistis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi penggerak perekonomian Jawa Tengah. Semoga tren ini terus berlanjut," kata Gatot. 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmennya dalam memastikan agar produk-produk perikanan Indonesia bisa bersaing di pasar global. Bahkan, dia memastikan telah menyiapkan langkah seperti kemudahan layanan perizinan serta sertifikasi yang menjadi syarat produk perikanan bisa menembus pasar ekspor.“Kita ingin produk-produk yang kita hasilkan unggul di luar negeri," kata Trenggono.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement