Senin 24 May 2021 11:32 WIB

Pemimpin Agama Global Serukan Keadilan Distribusi Vaksin

Para pemimpin agama dan tokoh kesehatan global menyerukan keadilan distribusi vaksin

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Sheikh Ahmed Al Tayeb
Foto: gulf-daily-news
Sheikh Ahmed Al Tayeb

IHRAM.CO.ID, JENEWA – Para pemimpin agama dan tokoh kesehatan global menyerukan keadilan distribusi vaksin Covid-19. Mereka memperingatkan dunia tengah berada pada titik balik.

 

Imam besar al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb, uskup agung Canterbury sekaligus pemimpin gereja Anglikan global Justin Welby, serta para pemimpin Kristen, termasuk Yahudi, menandatangani sebuah deklarasi internasional berisi seruan keadilan distribusi vaksin. Dekrlasi itu turut ditandatangani Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Eksekutif Unicef Henrietta Fore, Presiden Komite Internasional Palang Merah Peter Maurer, dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.

“Ada pilihan. Dunia 10 tahun ke depan bisa menjadi salah satu dunia dengan keadilan, kelimpahan, dan martabat yang lebih besar. Atau bisa juga konflik, ketidakamanan, dan kemiskinan. Kita berada di titik balik,” kata mereka dalam deklarasi tersebut pada Ahad (23/5), dikutip laman the Guardian.

Mereka menegaskan tidak ada negara di dunia yang belum tersentuh pandemi Covid-19. Oleh sebab itu distribusi vaksin yang adil, baik di dalam maupun antar-negara dibutuhkan. Berbagi pengetahuan dan keahlian dalam penanganan pandemi pun diperlukan.

“Kami yang telah menandatangani deklarasi ini mewakili organisasi yang berakar pada komunitas di seluruh dunia. Kami bekerja erat dengan mereka yang terkena dampak konflik, bencana dan kelaparan, dan mengetahui tantangan besar yang mereka hadapi, tapi juga ketahanan mereka bahkan dalam situasi terburuk,” kata mereka.

Menurut mereka, pada 2021, perekonomian dunia mengalami penurunan terparah sejak 1945. Bagi beberapa negara, hal itu berarti meningkatkan kemiskinan dan penderitaan secara tajam. Sementara bagi negara lainnya, penurunan ekonomi dapat memicu kelaparan serta kematian.

Mereka menekankan, dampak pandemi akan menyertai dunia dalam waktu lama. Bakal ada dampak ekonomi berkelanjutan, dengan semua penderitaan manusia yang ditimbulkannya. Generasi anak-anak, terutama perempuan, telah meninggalkan sekolah dan tidak akan kembali. “Dunia sedang menghadapi tantangan bagaimana membalikkan dinamika yang menghancurkan ini dengan kesehatan sebagai bagian penting dari respons tersebut,” kata mereka.

Menurut data John Hopkins University Coronavirus Resource Center, sejauh ini dunia telah mencatatkan 166,88 juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh 3,45 juta warga di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement