Senin 24 May 2021 14:07 WIB

Mediator Israel-Palestina Minta Perpanjang Masa Tenang

Para pemimpin Israel dan Palestina diminta merevitalisasi dialog serius

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Sebuah kawah penuh air dan sisa-sisa limbah di mana rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara.
Foto: AP / John Minchillo
Sebuah kawah penuh air dan sisa-sisa limbah di mana rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara.

IHRAM.CO.ID, GAZA – Gencatan senjata antara Hamas dan Israel diadakan untuk hari keempat di Gaza ketika mediator berbicara dengan kedua belah pihak tentang perpanjangan masa tenang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mendesak kedua belah pihak untuk mempertahankan gencatan senjata di daerah Gaza dan menghindari provokasi.

“Gencatan senjata harus diperkuat dengan menghindari provokasi. Mereka yang melanggar hukum humaniter internasional harus dimintai pertanggungjawaban. Harus ada keterlibatan politik yang ditangani,” kata Koordinator Kemanusiaan untuk Palestina, Lynn Hastings selama konferensi pers di Gaza.

Dia menyerukan kepada para pemimpin Israel dan Palestina agar merevitalisasi dialog serius guna mencapai solusi yang adil. Eskalasi terbaru ini kata dia memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza.

Sementara itu, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Philippe Lazzarini mengungkapkan rasa frustrasinya atas rangkaian kekerasan ekstrem yang tidak masuk akal. Insiden itu menewaskan warga sipil, menghancurkan infrastruktur, dan membuat Gaza mundur beberapa tahun.

Menyerukan kepada komunitas internasional untuk mendanai upaya UNRWA, Lazzarini mengatakan misi utamanya setelah meninggalkan Gaza adalah memastikan stabilitas tetap dalam kehidupan pengungsi Palestina di Gaza melalui UNRWA.

Dia juga berjanji mendesak komunitas internasional untuk mengatasi akar penyebab konflik, pendudukan dan pengungsian Palestina. Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina pada bulan lalu atas putusan pengadilan Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah, Yerusalem.

Dilansir TRT World, Senin (24/5), situasi memuncak setelah pasukan Israel menggerebek Masjid Al Aqsa dan menyerang jamaah di dalamnya. Ketegangan menyebar ke Gaza dengan Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita dan melukai lebih dari 1.900 lainnya. Pertempuran ini terhenti pada Jumat lalu di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement