Senin 24 May 2021 15:00 WIB

Pengamat: Serangan ke Anies Jelang Pilpres akan Bertambah

Tiap ajang pilpres, pastinya bakal banyak 'kartu' yang akan dibuka.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Foto: Prayogi/Republika
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menganggap wajar serangan politik yang mengarah ke Anies Baswedan menjelang Pilpres 2024. Dia menduga, serangan ini akan bertambah seiring mendekatinya pilpres.

Terpantau, Anies Baswedan baru-baru ini dihantam oleh dua isu. Pertama, Anies disebut menerima rumah mewah dari pengembang reklamasi. Kedua, uji coba road bike di Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang atau Casablanca yang dilaksanakan pada Ahad (23/5) pagi itu dinilai hanyalah cara Gubernur Anies Baswedan mengalihkan isu. 

"Ini menurut saya biasa aja. Kalau baru asumsi, baru opini liar dan belum ada dasar pikiran tuduhannya, itu hal yang lumrah, tetap semua harus berdasarkan hukum. Apalagi, tuduhan dan bisa juga jatuh ke fitnah," kata Pangi kepada Republika.co.id, Senin (24/5).

Pangi menyampaikan, tiap ajang pilpres, pastinya bakal banyak "kartu" yang akan dibuka. Para capres, di mana Anies ialah salah satu kandidat kuat dalam sejumlah survei, sudah pasti jadi sasaran fitnah dan korban bully.

"Elektabilitas Anies memang belakangan cukup moncer sehingga lawan politik sudah mulai downgrade. Bahkan, siap-siap pembunuhan karakter. Suasana hal semacam ini biasa dalam alam politik," ujar Pangi.

Pangi menilai, upaya menjatuhkan nama baik Anies karena elektabilitasnya dari kalkulasi sejumlah lembaga terbilang cukup menjanjikan. Hal ini membuat lawan politik Anies mesti mengambil langkah guna menjegalnya. 

"Bakal banyak amunisi dimuntahkan lawan politik untuk menjegal, menjatuhkan, bahkan meredupkan elektabilitas Anies yang dianggap banyak lembaga survei lagi di atas daun, alias moncer," ucap Pangi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement