Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yani Aguspriyani, M. E

PREDIKSI BANK SYARIAH DI MASA DEPAN

Bisnis | Tuesday, 25 May 2021, 21:46 WIB

Ketahanan Bank Syariah di Indonesia saat goyahnya kondisi ekonomi telah terbukti sejak tahun 1998, masa itu Indonesia mengalami krisis moneter dan nyatanya Bank Syariah berhasil tetap berdiri kokoh di tengah badai menerpa seluruh bank yang ada di Indonesia saat itu. Kondisi saat ini pun Indonesia sedang mengalami pelemahan perekonomian akibat pandemi Covid 19 yang menerpa sejak semester awal tahun 2020, namun dapat kita lihat berdasarkan data laporan kinerja lembaga keuangan syariah yang dilansir oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa Bank Syariah mengalami pertumbuhan yang positif setiap tahunnya. Diketahui aset Bank Syariah pada tahun 2019 sebesar Rp. 538, 32 Triliun dan mengalami kenaikan nilai aset pada tahun 2020 menjadi sebesar Rp. 608, 90 Triliun, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah memiliki kestabilan yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Walaupun memang ada efek yang dirasakan Bank Syariah saat terjadi pelemahan ekonomi, akan tetapi Bank Syariah tidak terlalu khawatir seperti Bank Konvensional, karena Bank Syariah tidak akan terpengaruh oleh BI rate yang berfluktuasi akibat kondisi Negara. Bank Syariah akan tetap kokoh berdiri di atas kakinya sendiri sesuai dengan kemampuannya, apabila terjadi sesuatu Bank Syariah dapat mengambil langkah penyelamatan sesuai kondisi Bank Syariah itu sendiri tanpa dipengaruhi oleh suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia dengan mempertimbangkan faktor inflasi, makroekonomi, kebijakan moneter yang akan datang, serta faktor lainnya.

Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi point utama dalam menjalankan operasional Bank Syariah, namun justru SDM ini menjadi salah satu faktor kelemahan dari Bank Syariah yang belum terselesaikan sampai sekarang. Upaya memperbaiki SDM ini di mulai dengan pencetakan bibit-bibit unggul baru jebolan Perguruan Tinggi yang konsen terhadap Ekonomi Islam khususnya Perbankan Syariah, sehingga dapat melahirkan generasi muda yang memiliki akhlak, attitude, dan pemahaman secara kaffah syariat Islam yang harus di jalankan Bank Syariah. Sehingga generasi muda melek perbankan syariah sejak dini, dan siap berjuang melaksanakan regenerasi untuk mendobrak perubahan yang lebih baik lagi di masa depan.

Di Indonesia rata-rata Bank Syariah berawal lahir dari Bank Konvensional sebagai Unit Usaha Syariah, yang kemudian saat sudah cukup umur dan sesuai spesifikasi baru dapat menjadi Bank Umum Syariah. Dari sini saja sudah terlihat terdapat kelemahan SDM di dalamnya, sudah dipastikan orang-orang yang bekerja di Bank Syariah tersebut sebagian besar berasal dari Bank Konvensioal yang sebelumnya merupakan Bank Induk Bank Syariah tersebut, tidak menutup kemungkinan pula diisi oleh orang berpengalaman dari Bank Konvensional lainnya, mengingat bank yang tumbuh berkembang di Indonesia sejak awal adalah Bank Konvensional. Menurut saya walaupun setiap orang yang berhijrah dari Bank Konvensional ke Bank Syariah dengan memiliki pemahaman yang baik terhadap syariat Islam, dan memiliki kemampuan yang handal di bidang ekonomi, tetap saja cara berfikir atau bahkan pengambilan kebijakan dan strategi yang dulu dilakukan di Bank Konvensional itu akan terbawa, karena sudah terbentuk sebuah ritme kerja yang berulang terus-menerus setiap waktu. Wajar saja jika masyarakat beranggapan Bank Syariah sama saja seperti Bank Konvensional, karena pada kenyataannya banyak posisi jabatan strategis pada Bank Syariah di tempati oleh orang yang sebelumnya berpengalaman di Bank Konvensional sedangkan orang yang paham syariat Islam jarang menjabat di posisi strategis pada manajemen Bank Syariah. Walaupun secara prosedur dan aturan Bank Syariah dibuat sesuai syariat islam dengan persetujuan Dewan Pengawas Syariah, serta adanya tim pengawasan internal maupun eksternal. Namun menurut saya tetap saja pada prakteknya di lapangan pihak manajemen tidak dapat memantau satu-persatu karyawannya untuk memastikan sudah menjalankan tugasnya sesuai prosedur yang di tetapkan perusahaan, karena pada kenyataannya ada saja prosedur yang terlewat atau bahkan terjadi penyimpangan. Disinilah pentingnya peran Sumber Daya Manusia, karena mereka pelaku sekaligus pemeran utama dalam menjalankan bisnis Bank Syariah, jika setiap individu memiliki iman dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT sudah pasti memiliki akhlak yang baik dan selaras dengan pemahaman ilmu syariat islam secara baik tentunya, maka dipastikan dapat menjaga diri masing-masing dalam menjalankan tugas sesuai syariat agama Islam, bertanggung jawab, jujur, serta amanah.

Prediksi saya jika Bank Syariah di Indonesia bisa fokus memecahkan permasalahan terkait Sumber Daya Manusia dengan ditunjang kecanggihan teknologi di era digitalisasi seperti saat ini. Maka identitas Bank Syariah akan terbentuk kuat sebagai Bank Syariah yang dalam pelaksanaannya menjalankan prosedur sesuai syariat Islam minimal di mata masyarakat Indonesia atau bahkan di mata dunia. Kini di Indonesia telah lahir PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (Bank BSI) yang merupakan hasil merger tiga Bank Syariah milik pemerintah yang saat ini memiliki modal inti sebesar Rp 20, 4 Triliun, walau kini Bank Syariah Indonesia baru menduduki kategori Bank Buku 3, dapat di prediksi kedepannya Bank Syariah Indonesia dalam waktu dekat siap menembus menjadi kategori Bank Buku 4. Jika hal tersebut terjadi, artinya Bank Syariah Indonesia akan menjadi Bank Syariah pertama di Indonesia yang berhasil menduduki posisi kategori Buku 4, sekaligus menjadi Bank Syariah terbesar di Indonesia dan semoga kedepannya bisa menjadi Bank Syariah terbesar di dunia, mengingat mayoritas penduduk Indonesia merupakan muslim.

Menyiapkan Generasi muda melek perbankan syariah sejak dini sangat penting, sebagai langkah investasi yang dilakukan Bank Syariah untuk masa depan. Menyiapkan generasi muda agar siap menjadi regenerasi selanjutnya yang melanjutkan perjuangan membesarkan ekonomi islam khususnya Bank Syariah. Dengan memiliki Sumber Daya Manusia yang handal, mumpuni ilmunya di bidang Ekonomi Islam, serta diimbangi dengan memiliki keimanan dan akhlak yang baik, maka akan membantu pertumbuhan Bank Syariah menjadi sangat pesat bahkan kedepannya Indonesia dapat memiliki Bank Syariah yang akan menjadi Bank Syariah terbesar di dunia.

#retizencompetition

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image