Kamis 27 May 2021 16:55 WIB

BSI: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2021 Dekati 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II didorong oleh pemulihan konsumsi dan vaksinasi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 akan mendekati angka 5 persen. Chief of Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menyampaikan pertumbuhan ekonomi tersebut dipicu oleh sejumlah faktor. 

“Kebijakan fiskal countercyclical, meningkatnya mobilitas masyarakat dan momen Ramadhan menjadi growth driver pada kuartal mendatang. Selain itu, akselerasi peningkatan ZISWAF diharapkan dapat dioptimalkan sebagai instrumen safety net untuk membangun ketahanan ekonomi umat,” kata Banjaran, Kamis (27/5).

Baca Juga

Pertumbuhan ekonomi makro pada kuartal II ini didorong oleh berbagai faktor diantaranya pemulihan konsumsi masyarakat, percepatan program vaksinasi, insentif pajak kendaraan bermotor, serta rencana penerapan kegiatan belajar mengajar secara luring pada tahun ajaran baru.

Berbagai langkah dan strategi untuk pemulihan ekonomi nasional telah dilakukan. Pemerintah telah mendorong pemulihan ekonomi melalui berbagai program diantaranya dengan meningkatkan belanja pemerintah serta akselerasi implementasi program PEN. Dengan realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional di sektor kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, subsidi UMKM dan subsidi korporasi sebesar Rp 155,63 Triliun. 

Di sektor perbankan, OJK telah memberikan stimulus relaksasi PPnBM untuk pembiayaan kendaraan baru, DP 0 persen untuk property dan fokus membangun industry UMKM melalui digitalisasi transaksi di berbagai platform e-commerce. Generasi milenial sebagai digital native diprediksi menjadi agen penggerak untuk pertumbuhan ekonomi berbasis digital melalui pola konsumsi yang unik di platform media sosial, aplikasi dan online.

Hingga saat ini, BSI terus memperkuat layanan digital. Konsistensi ini berhasil mendorong peningkatan volume transaksi kanal digital BSI yang tercatat mencapai  Rp40,85 triliun pada Maret 2021. Kontribusi terbesar volume transaksi tersebut berasal dari layanan BSI Mobile yang naik 82,53 persen secara tahunan (yoy).

BSI optimistis keberadaan ekonomi syariah juga menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional. Hal ini ditunjang oleh integrasi aspek komersial dan sosial yang diterapkan oleh Bank Syariah dan menjadi model dalam membangun resiliensi ekonomi berbasis ekosistem halal.

Dari sisi aspek sosial, zakat, infak dan sedekah (ZIS) sebagai instrumen syariah memiliki peran penting sebagai instrumen pemerataan pendapatan dan jaring pengaman sosial. BSI bersama BAZNAS berkomitmen untuk meningkatkan optimalisasi zakat.

Optimalisasi itu dilakukan melalui penghimpunan dan penyaluran ZIS, kerja sama perbankan dan layanan counter untuk BAZNAS di seluruh Indonesia, kerja sama fitur smart donation, co-branding dan program promo, layanan standing instruction bagi nasabah untuk pembayaran ZIS. Selain itu ada pula kerja sama layanan perbankan zakat ASN, kerja sama publikasi dan peningkatan literasi layanan ZISWAF dan kerja sama penyaluran zakat serta penyaluran CSR.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement