Jumat 28 May 2021 13:23 WIB

Perusahaan Rintisan Tarik Muslim Berinvestasi Syariah

Beberapa startup baru bekerja untuk membantu Muslim terlibat dalam investasi halal.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Di tengah meningkatnya minat pada keuangan pribadi, beberapa startup baru bekerja untuk membantu Muslim terlibat dalam investasi halal. Aghaz Investments adalah salah satu perusahaan rintisan yang mengerjakan investasi halal dan didorong secara digital.

“Gaya hidup saya berputar di sekitar keyakinan saya. Mengenai apa yang saya makan, siapa yang saya nikahi, cara saya berpakaian, agama atau keyakinan sangat penting. Tapi bagi saya, keuangan kita merupakan komponen kunci kehidupan kita,” kata CEO dan Pendiri Aghaz, Khurram Agha.

Bekerja di Amerika Serikat, Aghaz memfokuskan upayanya pada populasi Muslim Amerika yang diperkirakan ada 3,5 juta menurut Pew Research Center 2017.

Seperti Aghaz, pemain fintech yang mempertimbangkan hukum Syariah memastikan bahwa aset pelanggan tidak akan diinvestasikan di perusahaan riba yang berurusan dengan tembakau, alkohol, senjata api, perjudian, atau pornografi. Aset pelanggan dapat sejalan dengan persyaratan etika, sosial, dan tata kelola implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).

Wahed Invest adalah salah satu pemain yang lebih besar dan lebih mapan dalam investasi halal. Didirikan pada tahun 2017, aplikasi ini telah diluncurkan di AS dan Malaysia. Kepala Dewan Penasihat Inggris Wahed Inves, Umer Suleman mengatakan aplikasi Wahed akan segera diluncurkan di Inggris.

“Dunia sekarang lebih terhubung secara digital. Populasi muda terhubung secara daring dan mereka memiliki banyak akses untuk menggali informasi. Mereka lebih paham secara digital. Jika kita juga melihat mereka untuk berinvestasi, peluangnya sangat besar,” ucap dia.

Berkaca pada semakin pentingnya investasi berbasis nilai, Suleman mengatakan Wahed melihat kemungkinan penyaringan dalam investasi positif daripada hanya menghilangkan yang negatif.

“Saat orang-orang menjadi lebih sadar ESG, mereka akan menyukai jenis investasi ini. Mereka dapat menemukannya melalui Wahed dan platform lain sampai batas tertentu juga sekarang,” tambahnya.

Dikutip About Islam, Jumat (28/5), tidak ada keraguan bahwa keuangan Islam telah tumbuh secara substansial dalam beberapa dekade terakhir di seluruh dunia yang menjadi salah satu industri keuangan tumbuh paling cepat. Saat ini, sudah ada aset global melebihi 2 triliun dolar Amerika dan diharapkan mencapai 3,8 triliun dolar Amerika pada tahun 2023.

Keuangan sesuai syariah berbeda dari perbankan konvensional dalam hal-hal utama. Yang paling menonjol adalah larangan membebankan bunga dan berinvestasi di perusahaan yang patuh secara etika. Bank dan lembaga keuangan Islam tidak dapat menerima atau memberikan dana untuk apa pun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata, atau babi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement