Sabtu 29 May 2021 04:15 WIB

Filantropi Islam Tumbuhkan Kesadaran Kolektif Soal Palestina

Jika semua lembaga filantropi terjun maka kontribusi Indonesia di Palestina meningkat

Rep: muhyidin/ Red: Hiru Muhammad
Perwakilan Komite Kemanusiaan Internasional Pembebasan Palestina (KKIPP) membacakan deklarasi saat kegiatan Gerakan Pembebasan Palestina di Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/5/2021). Kegiatan tersebut sebagai bentuk perjuangan masyarakat sipil Indonesia dalam dukungan untuk Palestina sekaligus penyaluran donasi sebesar Rp2.4 miliar yang akan dikirim langsung ke rakyat Palestina.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Perwakilan Komite Kemanusiaan Internasional Pembebasan Palestina (KKIPP) membacakan deklarasi saat kegiatan Gerakan Pembebasan Palestina di Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/5/2021). Kegiatan tersebut sebagai bentuk perjuangan masyarakat sipil Indonesia dalam dukungan untuk Palestina sekaligus penyaluran donasi sebesar Rp2.4 miliar yang akan dikirim langsung ke rakyat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Muhammadiyah (Lazismu), Prof Hilman Latief mengatakan, lembaga filantropi Islam telah membangkitkan kesadaran kelektif di kalangan umat Islam Indonesia untuk lebih peduli terhadap bangsa Palestina.

“Ketika lembaga-lembaga filantropi Islam semakin eksis, ada kesadaran kolektif di kalangan umat Islam, kita bisa menolong dengan baik. Kalau kita bersatu dan ditopang oleh lembaga filantropi, termasuk salah satunya adalah Lazismu, maka insya Allah kontribusi kita akan kelihatan,” ujar Prof Hilman dalam acara aksi virtual solidaritas Palestina, Jum’at (28/5)

Menurut ia, jika semua lembaga filantropi Islam tersebut terjun langsung ke Palestina, maka kontribusi bangsa Indonesia akan semakin dirasakan oleh bangsa Palestina. “Sekarang ada kesadaran baru bahwa kolektivitas itu menjadi sangat penting untuk kita semua. Mudah-mudahan apa yang dilakukan Nasyiatul Aisyiah ini memberikan kesadaran baru buat kita,” ucapnya.

Dalam acara aksi virtual tersebut, Prof Hilman juga menjelaskan awal munculnya kepedulian orang-orang Indonesia terhadap bangsa Palestina. Menurut dia, sejak 1937 sebenarnya sudah muncul solidaritas dan perspektif orang Indonesia terhadap isu Palestina.

 

Salah satu artikel yang menarik pada saat itu ditulis oleh H Agus Salim dengan judul “Arab dan Yahudi”. Dalam artikelnya tersebut, H Agus Salim berpandangan bahwa konflik yang terjadi di Palestina memang karena perebutan tanah.

Namun, menurut Prof Hilman, dalam artikelnya yang lain H Agus Salim juga membicarakan tentang adanya unsur yang harus diperhitungkan, yaitu penyelamatan Masjid Al Aqsa di Palestina. 

“Ini menunjukkan bahwa tahun 30-an itu ternyata sudah ada gerakan solidaritas orang Indonesia, dan Agus Salim mengapresiasi Muktamar NU pada waktu itu yang membincang secara khusus tentang solidaritas untuk Palestina,” jelas Prof Hilman.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement