Ahad 30 May 2021 14:47 WIB

Hubungan Indonesia dan Palestina Dari Zaman Sunan Kudus

Antara Baitul Maqdis dan Kudus sudah lama sekali menjadi sister city kota Kudus.

Wisatawan berjalan di kompleks Masjid Menara Kudus, di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (11/3/2021). Hari libur Isra Miraj dimanfaatkan wisatawan untuk berkunjung ke masjid peninggalan Sunan Kudus tersebut untuk beribadah dan belajar sejarah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat masjid itu. X
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Wisatawan berjalan di kompleks Masjid Menara Kudus, di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (11/3/2021). Hari libur Isra Miraj dimanfaatkan wisatawan untuk berkunjung ke masjid peninggalan Sunan Kudus tersebut untuk beribadah dan belajar sejarah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat masjid itu. X

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Koalisi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis (KIBBM), Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) mengungkapkan hubungan Indonesia di zaman Wali Songo dengan Palestina. Menurutnya, salah seorang Wali Songo yakni Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq seperti telah membangun sister city antara Kudus di Jawa Tengah dan Al-Aqsha di Palestina.

Ustaz Bachtiar menyampaikan, bangga menjadi bangsa Indonesia karena memiliki nenek moyang dan pendiri negeri ini yang luar biasa. Nenek moyang bangsa ini telah mendirikan kota bernama Kudus di Jawa Tengah, di sana ada masjid bernama Al-Aqsha.

"Sang wali Sunan Kudus yang bernama Ja'far Shadiq seakan telah membangun sister city antara Indonesia dengan tanah yang diberkahi yakni Al Aqsha," kata Ustaz Bachtiar saat Aksi Indonesia Bela Al-Quds bertajuk "Munashoroh dan Merawat Kemenangan Dari Masjid Indonesia Untuk Masjid Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina Merdeka yang digelar KIBBM dan diikuti masjid-masjid di Indonesia secara daring, Ahad (30/5).

Ia juga mengungkapkan, bangga dan berbahagia menjadi bangsa Indonesia karena para ulamanya sudah sejak lama menjadi bagian yang terus berjuang menjadi pembela Al-Quds. Bahkan di pembukaan UUD Republik Indonesia yang juga didukung dalam Konferensi Asia Afrika (KAA), konstitusi dan gerakan resmi Indonesia menjadi pendukung kemerdekaan Palestina sepenuhnya, seutuhnya dan berdaulat.

"Bangga dan bahagia karena para ulamanya termasuk Hadratussyeikh Hasyim Asy'ari yang telah menjadikan tanggal 27 Rajab sebagai hari Palestina di Indonesia untuk tanah yang diberkahi itu," ujarnya.
 
Ustaz Bachtiar juga mengatakan bahwa bangga menjadi bangsa Indonesia, karena atas nama pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dengan tegas pada sidang umum PBB menyatakan ketegasannya yang luar biasa dan tidak ada sedikitpun keraguan dengan bahasa yang tegas mewakili rakyat dan bangsa Indonesia atas nama negara Republik Indonesia, Menteri Luar Negeri telah menyampaikan hal yang membahagiakan yakni membela Palestina. Semoga hal ini bisa diteruskan dan mengajak negeri-negeri serta bangsa-bangsa di dunia untuk bersikap lebih tegas lagi.
 
"Bangga atas nama rakyat dan bangsa Indonesia yang pada hari ini bergabung (dalam aksi bela Al Quds) bersama kita masjid-masjid di seluruh Indonesia, Indonesia Timur, Indonesia Tengah dan Indonesia Barat, bahkan masjid-masjid yang dibangun oleh orang-orang Indonesia dan diramaikan oleh orang-orang Indonesia di seluruh dunia," ujarnya.
 
Ia menegaskan, atas nama KIBBM mengajak semuanya bersama-sama menjadikan momen ini sebagai momentum untuk bersatu, meningkatkan toleransi dan perdamaian di Bumi ini. Karena sesungguhnya tanah yang diberkahi itu (Palestina) adalah tanah yang menyatukan kekuatan-kekuatan baik di muka Bumi.
 
Ustaz Bachtiar mengingatkan, tanah yang diberkahi itu mewariskan kedamaian buat semua. Tanah itu menyiratkan tentang toleransi yang sangat agung dan tidak ada duanya, digambarkan oleh tanah suci tiga agama besar di muka Bumi ini. "Dan tanahnya para Nabi dan Rasul yang tidak bisa kita pisah-pisahkan itulah wujud dari toleransi beragama yang sesungguhnya," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement