Ahad 30 May 2021 17:46 WIB

'Work From Bali Tingkatkan Okupansi Hotel hingga 25 Persen'

Presiden Joko Widodo juga diharapkan membuka kembali sektor pariwisata.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Pekerja melayani tamu hotel di Ungasan, Badung, Bali.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
[Ilustrasi] Pekerja melayani tamu hotel di Ungasan, Badung, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan,  para pengelola hotel sudah siap menyambut kebijakan Work From Bali (WFB) yang direncanakan pemerintah untuk menyelamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. WFB setidaknya bisa meningkatkan okupansi hotel hingga 20-25 persen. 

Ketua PHRI Badung, Bali, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan, tingkat okupansi hotel saat ini berada dalam level terendah, yakni hanya 10-15 persen. Itu lantaran hotel hanya mengandalkan kedatangan dari wisatawan nusantara. 

Baca Juga

"Saya harapkan okupansi bisa naik, ditambah lagi nanti dari internasional ketika Bali sudah dibuka untuk wisatawan mancanegara sehingga okupansi bisa naik ke 30 persen secara bertahap," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (30/5). 

Ia menjelaskan, ekonomi Bali sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga minus 9,31 persen. Situasi itu menimbulkan kolaps bagi sektor pariwisata. Hal itu terutama terasa di wilayah Badung karena dari 146 ribu hotel di Bali, 70 persen berada di Badung. 

WFB yang direncanakan memberangkatkan 25 persen aparatur sipil negara untuk bekerja dari Bali diyakini bisa secara langsung memperbaiki tingkat okupansi hotel. Hal lain, karyawan dapat dipekerjakan dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berpeluang mendapatkan penghasilan dari kunjungan wisatawan. 

Soal kesiapan, ia memastikan hotel siap menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan untuk menyambut kedatangan para ASN. menurutnya, hampir 70 persen hotel-hotel dan restoran di Bali telah memiliki sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf yang memastikan protokol dijalankan dengan tepat. 

"Dalam pantauan kami juga, syukur belum ada klaster Covid-19 yang timbul di hotel. Sekarang komitmen kita untuk membuka kembali pariwisata," katanya. 

Ia juga meminta agar komitmen Presiden Joko Widodo untuk membuka kembali sektor pariwisata dieksekusi, terutama bagi wisatawan mancanegara. Diperlukan waktu dan rencana yang tepat agar pemulihan Bali bisa segera berjalan. 

"Industri pariwisata ini bisa mati pelan-pelan karena sudah setahun lebih karyawan juga seperti orang tanpa gaji," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement