Rabu 02 Jun 2021 17:00 WIB

Deklarasi Ketauhidan Umar bin Khattab di Depan Hajar Aswad

Deklarasi Ketauhidan Umar bin Khattab di Depan Hajar Aswad.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Deklarasi Ketauhidan Umar bin Khattab di Depan Hajar Aswad. Foto: Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)
Foto: Dawnofislam film
Deklarasi Ketauhidan Umar bin Khattab di Depan Hajar Aswad. Foto: Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA-- Suatu ketika, Umar bin Khattab melakukan tawaf di Baitullah. Umar adalah sahabat Rasulullah SAW sekaligus mertua Rasulullah.

Nama lengkapnya Umar Abu Hafsah Umar Ibn Al-khattab Ibn Nufail Ibn Abdul Uzza Al-Quraisy. Dia mendapat gelar Al Faruq setelah memeluk Islam pada tahun keenam dakwah Islam.

Baca Juga

Mengenai hal ini Aisyah binti Abu Bakar al-Shiddiq berkata: "Allah menjadikan kebenaran pada ucapan dan kalbu Umar. Dia adalah Al Faruq yang menjadi pembatas antara kebenaran dan kebatilan."

Umar adalah tokoh sahabat yang terkenal pemberani yang selalu ikut terlibat dalam berbagai pertempuran dan peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Selain itu, dia juga menjadi sahabat seorang tangan kanan beliau. Ketika beliau wafat, dia membait Abu Bakar As Siddiq sebagai khalifah.

Selanjutnya, dia menggantikan khalifah pertama tersebut pada Ahad, 21 Jumada Al-Tsaniyah 13 H yang bertepatan dengan 20 Agustus 634M. Dalam pidato pengukuhannya sebagai khalifah, di antara lain berkata.

"Demi Allah! Orang yang terlemah di antara kalian akan menjadi yang terkuat dalam pandangan kanku, ampai aku membuktikan hak-haknya. Sementara orang yang terkuat di antara kalian akan ku lakukan sebagai yang terlemah sampai dia mematuhi hukum."

Ketika Hendak melakukan tawaf, dan berkesempatan mencium Hajar Aswad Umar berkata dengan deklarasi ketauhidan yang kokoh. Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah SWT.

"Demi Allah aku akan benar-benar menciumnya dan aku sungguh tahu bahwa engkau hanyalah sebuah batu. Sungguh, kau tak bisa mendatangkan marabahaya dan tak bisa memberikan keuntungan. Sandainya aku tak pernah melihat Rasulullah mencium kamu tentu aku tak akan mencium."

Umar kemudian menangis tersedu-sedu. Lalu dia berpaling kebelakang. Ketika melihat Ali Abu Tholib dia pun berkata Wahai Ayah al-Hasan di sinilah tempat menumpahkan air mata dan tempat doa yang dikabulkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement