Kamis 03 Jun 2021 07:46 WIB

KJRI: Arab Saudi Belum Setujui Vaksin Sinovac

Konjen Eko: Arab Saudi Belum Pakai Sinovac

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
KJRI: Arab Saudi Belum Setujui Vaksin Sinovac. Foto: Vaksin Covid 19 (ilustrasi).
Foto: Flickr
KJRI: Arab Saudi Belum Setujui Vaksin Sinovac. Foto: Vaksin Covid 19 (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Konjen RI Jeddah Eko Hartono mengatakan Arab Saudi belum menyetujui Sinovac sebagai vaksin yang digunakan masyarakat Saudi termasuk jamaah haji. Meskipun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac Biotech untuk penggunaan darurat.

"Sampai saat ini saudi masih tetap hanya mengakui 4 vaksin," kata Eko Hartono saat dihubungi Republika, kemarin.

Baca Juga

Eko Hartono mengatakan, bahwa  Sinopharm dan Sinovac sudah disetujui WHO, namun hingga kini belum ada info perubahan kebijakan Saudi tentang vaksin. Termasuk tentang ada tidaknya penyelenggaraan ibadah haji internasional.

"Belum ada kejelasan apakah ada haji internasional ataukah hanya domestik," ujarnya.

Eko memastikan sampai waktu kemarin Arab Saudi belum membagi kuota untuk masing-masing negara. Adapun kuota yang beredar sebanyak 60 ribu itu belum resmi dikeluarkan Arab Saudi.

"Jadi info yang 60 ribu kuota itu belum resmi," katanya.

Seperti diketahui WHO mengatakan pada Selasa telah menyetujui vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac Biotech untuk daftar penggunaan darurat. Hal itu membuka jalan bagi vaksin China kedua untuk digunakan di negara-negara miskin.

Daftar darurat WHO adalah sinyal bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran suatu produk. Daftar tersebut juga akan memungkinkan suntikan dimasukkan dalam COVAX, program global untuk menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin, yang menghadapi masalah pasokan utama karena penangguhan ekspor India.

Panel ahli independen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merekomendasikan vaksin Sinovac untuk orang dewasa di atas 18 tahun, dengan dosis kedua 2-4 minggu kemudian. Tidak ada batasan usia atas karena data menyarankan kemungkinan memiliki efek perlindungan pada orang tua.

Kelompok penasihat teknis WHO, yang mulai bertemu pada 5 Mei, mengambil keputusan setelah meninjau data klinis terbaru tentang keamanan dan kemanjuran vaksin Sinovac serta praktik manufaktur perusahaan. Bermerek CoronaVac di beberapa wilayah, ini adalah vaksin kedua yang dikembangkan China yang memenangkan daftar WHO untuk memerangi Covid-19, setelah persetujuan vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm pada 7 Mei lalu.

Vaksin China ketiga, yang diproduksi oleh CanSino Biologics, telah mengirimkan data uji klinis, tetapi tidak ada tinjauan WHO yang dijadwalkan. Sinovac mengatakan bahwa mereka telah memasok lebih dari 600 juta dosis vaksinnya di dalam dan luar negeri pada akhir Mei dan lebih dari 430 juta dosis telah diberikan.

"Hasil kemanjuran vaksin menunjukkan bahwa vaksin mencegah penyakit gejala pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi dan mencegah Covid-19 parah dan rawat inap pada 100 persen populasi yang diteliti," kata WHO.

Kelompok Penasihat Strategis (SAGE) yang terpisah dari WHO telah mengatakan sebelumnya dalam dokumen tinjauan bahwa kemanjuran vaksin dalam uji klinis Fase III multi-negara berkisar antara 51 persen hingga 84 persen.

Bagi calon jamaah haji dan umroh, masuknya vaksin Sinovac ke dalam daftar vaksin WHO merupakan kabar positif. Dengan demikian, Pemerintah Arab Saudi bisa mempertimbangkan vaksin Sinovac sebagai syarat berangkat haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement