Kamis 03 Jun 2021 13:10 WIB

Korsel Lakukan Persiapan 'Kiamat' Akibat Perubahan Iklim

Dalam persiapan untuk 'kiamat', hampir 5.000 benih tanaman liar disimpan di gunung

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Tanaman padi (ilustrasi)
Foto: Ist
Tanaman padi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dalam persiapan untuk 'kiamat', hampir 5.000 benih tanaman liar disimpan dengan aman di gunung Korea Selatan. Pusat Gudang Benih Arboretum Nasional Baekdudaegan adalah salah satu dari hanya dua fasilitas semacam itu di dunia. Lainnya berada di kepulauan Norwegia Arktik yang terpencil, Svalbard, dan menyimpan sampel tanaman pangan.

Ada hampir 100 ribu benih dari 4.751 spesies tumbuhan liar berbeda yang disimpan di Bonghwa, Korea Selatan. Tujuannya adalah untuk menjaga mereka tetap aman jika mereka hilang karena 'peristiwa apokaliptik' yang disebabkan oleh perubahan iklim, bencana alam, perang, atau serangan nuklir.

Baca Juga

Dilansir Euronews pada Kamis (3/6), disebutkan fasilitas ini dibangun di tempat teraman di Korea Selatan dan dirancang untuk menahan gempa berkekuatan 6,9 atau bahkan serangan atom.

Terowongan itu terletak 46 meter di bawah tanah, awalnya merupakan instalasi keamanan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan. Lokasi itu dikelilingi oleh pagar kawat dan puluhan kamera.

Mengapa mengamankan benih tanaman? Para peneliti mengklaim bahwa pentingnya melestarikan benih, sumber asli dari tanaman yang kita makan hari ini, tidak boleh diabaikan.

Banyak kerabat tanaman di alam liar yang dapat memberikan keragaman genetik untuk membantu ketahanan pangan jangka panjang mengalami kekurangan perlindungan, menurut PBB.

Tumbuhan liar memiliki potensi sebagai obat masa depan, bahan bakar, dan makanan, kata Royal Botanic Gardens Kew dalam sebuah laporan tahun lalu. Akan tetapi, sekitar dua perlima dari mereka terancam punah, sebagian besar karena perusakan habitat dan perubahan iklim. Sampel lemari besi sebagian besar adalah flora dari semenanjung Korea, tetapi memiliki kapasitas untuk menyimpan dua juta benih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement