Operasi Ketupat 2021 Berhasil Tekan Angka Pemudik

Jumlah pemudik tahun ini berkisar di angka 1 juta orang.

Sabtu , 05 Jun 2021, 14:15 WIB
Petugas kepolisian memeriksa identitas pengemudi kendaraan dengan plat nomor dari luar Bandung di posko penyekatan larangan mudik di gerbang Tol Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (10/5). Pada hari kelima penerapan larangan mudik Lebaran 2021, petugas gabungan di posko penyekatan larangan mudik Padalarang telah memutarbalikan sedikitnya 30 kendaraan berplat luar kota karena tidak memiliki surat kesehatan serta ijin perjalanan. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kepolisian memeriksa identitas pengemudi kendaraan dengan plat nomor dari luar Bandung di posko penyekatan larangan mudik di gerbang Tol Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (10/5). Pada hari kelima penerapan larangan mudik Lebaran 2021, petugas gabungan di posko penyekatan larangan mudik Padalarang telah memutarbalikan sedikitnya 30 kendaraan berplat luar kota karena tidak memiliki surat kesehatan serta ijin perjalanan. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengapresiasi Program Operasi Ketupat 2021 yang dinilai berhasil menekan angka pemudik dari tahun sebelumnya secara sangat signifikan. Sahroni mengatakan berdasarkan catatan pemerintah, jumlah pemudik tahun ini berkisar di angka 1 juta orang. Angka tersebut jauh turun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Pertama, dalam menjalankan operasi Ketupat 2021 ini, polisi sudah berkoordinasi secara baik dan efektif dengan banyak institusi lain. Mulai dari Dishub, Kemenkes, hingga Jasa Marga untuk mereka yang mudik lewat jalur tol," kata Sahroni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/6).

Politikus Partai NasDem itu menilai koordinasi yang dilakukan kepolisian sangat baik, mulai dari mengedukasi masyarakat agar tidak mudik, sampai tes Covid-19 di tempat. "Ini menunjukkan bahwa polisi benar-benar serius dalam menjalankan operasi ketupat 2021,” ujarnya.

Selanjutnya, Sahroni juga menyoroti kinerja polisi di lapangan yang dinilai persuasif dan akomodatif dalam menjalankan tugasnya menghalau para pemudik. Dirinya juga memuji langkah kepolisian yang memperlakukan pemudik secara humanis

“Dalam menjalankan tugasnya, polisi juga bekerja dengan humanis dan persuasif. Mereka tidak saklek atau memaksa pemudik untuk putar balik dengan keras atau tangan besi, namun justru secara persuasi, membujuk, dan memberi edukasi. Ini juga patut kita apresiasi,” tuturnya.

Sahroni memahami kinerja mencegah mudik ini bukan  tugas yang mudah, karena melibatkan angka masyarakat yang besar dan diperlukan koordinasi dengan banyak institusi negara.

“Kinerja membendung pemudik ini tentunya bukan kerja yang mudah, karena seperti kita tahu, mudik adalah kegiatan migrasi terbesar di Indonesia. Banyak masyarakat dan instutusi yang terlibat, namun dengan menurun drastisnya angka pemudik di tahun 2021, ini membuktikan bahwa polisi telah berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik,” katanya.