Senin 07 Jun 2021 15:00 WIB

Sejak 1967, Israel Tangkap 1 Juta Warga Palestina

Sejak Perang Enam Hari 1967 sekitar satu juta orang warga Palestina ditangkap Israel

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Militan Hamas berparade di jalan-jalan untuk Bassem Issa, seorang komandan Hamas, yang dibunuh oleh tindakan militer Angkatan Pertahanan Israel sebelum gencatan senjata dicapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, di Kota Gaza, Sabtu , 22 Mei 2021.
Foto: AP/John Minchillo
Militan Hamas berparade di jalan-jalan untuk Bassem Issa, seorang komandan Hamas, yang dibunuh oleh tindakan militer Angkatan Pertahanan Israel sebelum gencatan senjata dicapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, di Kota Gaza, Sabtu , 22 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Total warga Palestina yang ditangkap pasukan Israel sejak Perang Enam Hari 1967 mencapai sekitar satu juta orang. Keterangan itu disampaikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal, Sabtu (5/6).

“Sekitar 17 ribu perempuan dan 50 ribu anak-anak termasuk di antara mereka yang ditahan,” kata Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dalam sebuah pernyataan dilansir Daily Sabah.

Baca Juga

LSM tersebut mengatakan lebih dari 54 ribu perintah penahanan administratif dicatat sejak 1967. Kebijakan penahanan administratif memungkinkan pihak berwenang Israel memperpanjang waktu penahanan seorang tanpa tuduhan atau pengadilan.

Sementara itu, sebanyak 226 tahanan meninggal di dalam penjara Israel sejak tahun 1967. LSM tersebut mengatakan, semua orang yang ditahan mengalami beberapa bentuk perlakuan kejam. “Mereka mengalami penyiksaan fisik atau psikologi,” ujar pernyataan itu.

Menurut data yang dikumpulkan organisasi tentang hak-hak tahanan, diperkirakan 4.500 warga Palestina ditahan di penjara Israel, termasuk 41 wanita, 140 anak di bawah umur, dan 440 tahanan administratif. Selama Perang Enam Hari tahun 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir yang kemudian dikembalikan ke Mesir di bawah kesepakatan damai 1979.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement