Senin 07 Jun 2021 14:01 WIB

UMKM Pesantren Diajak Ambil Peluang Produk Halal

OPOP perlu diperkuat digitalisasi dan akses ke e-commerce.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah mendorong pesantren ambil peluang dalam perkembangan industri halal.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah mendorong pesantren ambil peluang dalam perkembangan industri halal.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan, produk halal saat ini sudah menjadi tren dunia. Khofifah mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya yang berbasis pesantren ikut ambil bagian di dalamnya.

Salah satunya, yakni lewat program One Pesantren One Product (OPOP). Ini penting karena, UMKM telah menjadi backbone PDRB Jatim sebesar 57,25 persen. 

Baca Juga

"Para pelaku IKM dan UMKM harus percaya diri dan bersinergi dengan kawasan industri halal yang saat ini  disiapkan di Sidoarjo. Saya harap pelaku-pelaku usaha berbasis pesantren ini bisa ikut ambil bagian di dalamnya," kata Khofifah, Senin (7/6).

Bahkan, produk halal sudah ada di dalam persetujuan World Trade Organization (WTO). Selain itu, potensi kebutuhan terhadap produk halal diperkirakan akan mencapai 62 persen di Asia Pasific tahun 2030. 

 

Menurut Khofifah, pengakuan dari WTO terhadap produk halal menjadi bagian penting. Data tersebut menurutnya bisa menjadi pemandu bahwa skala ekonomi Indonesia dibandingkan negara di dunia yang mayoritas penduduknya beragama Islam berada pada jalur yang tepat.

Bahkan lembaga riset internasional, McKinsey Global Institute pun memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling stabil di dunia. Indonesia, lanjut Khofifah, diperkirakan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada 2030. Tak hanya itu, PricewaterhouseCoopers (PWC) memprediksi Indonesia masuk empat ekonomi besar di dunia pada 2050.

"Kalau melihat data ini,  insya Allah kita  akan semangat. Karena apa yang dilakukan akan menjadi bagian  yang sudah ada di dalam prediksi besar ekonomi Indonesia dan kekuatan besar Indonesia di antara negara-negara Konferensi Islam," ujar Khofifah.

Khofifah optimistis, Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia sangat berpeluang mengambil kesempatan untuk mengembangkan produk halal. Ini juga merupakan peluang bagi pesantren peserta OPOP untuk ikut ambil bagian di dalamnya. 

"Dengan kebersamaan dan kekuatan yang kita sinergikan semua elemen tidak hanya di Jawa Timur tapi seluruh Indonesia. Insya Allah kita bisa bergerak dari importir terbesar menjadi eksportir produk halal terbesar di dunia," kata dia.

Khofifah melanjutkan, untuk memperkuat OPOP, perlu pengembangan digitalisasi dan akses ke e-commerce untuk perluasan pasar. Hal ini sejalan dengan prediksi yang disampaikan Jack Ma saat The World Economy Forum. Di mana sebanyak 99 persen UMKM pada 2030 akan memanfaatkan akses digital. Kemudian 85 persen UMKM di 2030 akan memanfaatkan e-commerce.

"Ini kekuatan yang luar biasa. UMKM ini harus percaya diri bersinergi dan harus melakukan pengembangannya secara online ke dalam e-commerce. Sehingga akan bisa memperluas skala pasarnya," ujar Khofifah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement