Selasa 08 Jun 2021 04:45 WIB

Pujian Allah SWT untuk Sekelompok Pendeta dari Nasrani

Alquran mengabadikan pujian Allah SWT terhadap sekelompok pendeta

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran mengabadikan pujian Allah SWT terhadap sekelompok pendeta . Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Alquran mengabadikan pujian Allah SWT terhadap sekelompok pendeta . Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebelum Islam datang, ada sekelompok Nasrani yang dikenal dengan istilah rahib dan pendeta mengasingkan diri untuk ketempat-tempat sunyi (gunung dan lembah). Mereka meninggalkan semua kenikmatan duniawi karena ingin menggapai ridha Tuhan.

"Mereka senantiasa membenamkan diri dan dzikir dan tirakat yang berat karena menginginkan akirat," kata Imam Ghazali seperti dikutip dalam buku "Rahasia Haji Umrah".

Baca Juga

Usaha para rahib  ini, kata Imam Ghazali, mendapat pujian dari Allah SWT. Pujian ini Allah SWT abadikan alam surat Al Maidah ayat 82: 

ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ "Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib juga karena mereka tidak menyombongkan diri."

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan An Najasyi dan teman-temannya, yaitu ketika Ja'far ibnu Abu Talib membacakan Alquran kepada mereka di negeri Habsyah (Ethiopia), maka mereka menangis karena mendengarnya hingga membasahi janggut mereka. 

"Akan tetapi pendapat ini masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat ini Madaniyah, sedangkan kisah Ja'far ibnu Abu Talib terjadi sebelum hijrah (yakni dalam masa Makkiyyah)," kata Ibnu Katsir dalam tafsirnya. 

Said ibnu Jubair dan As Saddi serta selain keduanya mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan delegasi Raja Najasyi yang diutus kepada Nabi SAW untuk mendengarkan ucapan Nabi SAW dan melihat sifat-sifatnya. Tatkala mereka melihat Nabi SAW dan Nabi SAW membacakan Alqruan kepada mereka, maka mereka masuk Islam seraya menangis dan dengan penuh rasa khusyuk (tunduk patuh). 

"Sesudah itu mereka pulang dengan Raja Najasyi dan menceritakan apa yang mereka alami kepadanya," katanya. 

Menurut As Saddi, Raja Najasyi berangkat berhijrah (bergabung dengan Nabi SAW di Madinah), tetapi dia meninggal dunia di tengah perjalanan. Hal ini merupakan riwayat yang hanya dikemukaka As Saddi sendiri, karena sesungguhnya Raja Najasyi meninggal dunia dalam keadaan sebagai Raja Habsyah. 

Nabi SAW beserta para sahabatnya menyalatkannya di hari kewafatannya, dan Nabi SAW memberitahukan bahwa Raja Najasyi meninggal dunia di tanah Habsyah.

Menurut Ibnu Katsir, para ulama berbeda pendapat mengenai bilangan delegasi Raja Najasyi. Menurut suatu pendapat, jumlah mereka ada dua belas orang yakni tujuh orang di antara mereka adalah pendeta, sedangkan yang lima orang lainnya adalah rahib.

Tetapi pendapat yang lain mengatakan sebaliknya. Menurut pendapat lain, jumlah mereka ada lima puluh orang; dikatakan pula ada enam puluh orang lebih, dan dikatakan lagi ada tujuh puluh orang laki-laki.

Atha ibnu Abu Rabah mengatakan bahwa mereka adalah suatu kaum dari negeri Habsyah, mereka masuk Islam setelah kaum muslim yang berhijrah tiba di negeri Habsyah. Qatadah mengatakan bahwa mereka adalah suatu kaum yang memeluk agama Isa ibnu Maryam.   

Ketika mereka melihat kaum Muslim dan mendengarkan Alquran, maka dengan spontan mereka masuk Islam tanpa ditangguh-tangguhkan lagi. Sedangkan Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan banyak kaum yang mempunyai ciri khas dan sifat tersebut, baik mereka dari kalangan bangsa Habsyah ataupun dari bangsa lainnya.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement