Selasa 08 Jun 2021 23:02 WIB

Antraks Berbahaya Jika Mengenai Organ Dalam

Ada temuan kasus gangguan kulit pada enam warga Desa Sidomulyo.

Antraks Berbahaya Jika Mengenai Organ Dalam (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
Antraks Berbahaya Jika Mengenai Organ Dalam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dr Kasil Rokhmad, MMRS menyatakan penyakit antraks menjadi sangat berbahaya jika sudah mengenai organ dalam manusia, terutama jika menginfeksi selaput otak, karena bisa menyebabkan fatalitas atau kematian.

"Antraks itu adalah satu jenis penyakit yang dibawa oleh hewan. Tetapi bakteri ini bisa mengenai berbagai organ, seperti yang tampak kita curigai itu, mengenai kulit. Tapi dia (bakteri antraks, red.) bisa juga mengenai otak," katanya ketika menjelaskan tipologi penyakit antraks di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (8/6).

Jika penyakit yang disebabkan bakteri "Bacillus Anthracis" tersebut bersarang di selaput otak, katanya, penderita bisa sampai gangguan kesadaran, kejang, dan selanjutnya meninggal.

"Tetapi yang kita curigai tidak sampai seperti itu. (Antraks ini, red.) hanya mengenai kulit saja," katanya.

Terkait dengan temuan kasus gangguan kulit pada enam warga Desa Sidomulyo yang karakteristik penyakitnya persis gejala antraks, pihak Dinkes belum bisa memastikan. Penelitian saat ini masih dilakukan dengan pemeriksaan sampel darah dan kulit yang mengalami luka kering diduga akibat antraks tersebut.

"Jadi apakah itu antraks atau bukan, semua masih dalam tahap penelitian. Nanti peternakan melakukan pemeriksaan sendiri, kami (Dinkes, red.) juga melakukan pemeriksaan sendiri, secara terpisah. Kalau hasilnya ini (Disnak, red.) A dan hasil (penelitian, red.) kami juga A, adakah sebab-akibat. Kalau ini A dan ini (kami, red.) B, bisa saja tidak ada kaitannya," katanya.

Hasil pemeriksaan laboratorium atas sampel enam warga yang diduga terpapar antraks, diperkirakan rampung Kamis (10/6), yang hasilnya akan langsung disampaikan ke Pemkab Tulungagungdengan termbusan Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Jawa Timur.

Dalam ilmu medis, penyakit antraks ada tiga jenis, yang dibedakan berdasar cara penularannya, yakni antraks kulit, antraks pencernaan, dan antraks pernapasan. Antraks kulit terjadi karena ada kontaminasi bakteri "Bacillus Anthracis" yang menular melalui kulit, bulu, tulang, atau daging hewan yang terinfeksi.

Antraks jenis ini tidak berbahaya dan biasanya baru berkembang 1-7 hari setelah seseorang terpapar.Antraks pencernaan terjadi ketika seseorang memakan daging yang sudah terinfeksi, sehingga bakteri antraks akan masuk saluran pencernaan. Infeksi saluran pencernaan akibat antraks baru terjadi sejak 1-7 hari setelah seseorang terpapar bakteri.

Antraks pernapasan merupakan antraks paling berbahaya. Seseorang dapat terinfeksi jenis antraks ini jika menghirup serbuk (spora) dari bakteri antraks, seperti ketika memproses bulu atau kulit dari hewan ternak.

Infeksi akibat antraks biasanya baru berkembang setelah tujuh hari hingga dua bulan sesudah seseorang terpapar. Pengobatan antraks lebih efektif jika dilakukan sejak awal teridentifikasi. Dokter akan memberikan kombinasi sejumlah antibiotik, seperti penisilin, doxycycline, dan ciprofloxacin untuk memaksimalkan pengobatan.

Tingkat keberhasilan pengobatan umumnya ditentukan oleh faktor usia, kondisi kesehatan penderita secara umum, serta luas bagian tubuh yang terinfeksi.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement